SUARA CIREBON – Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka membangun tanam di wilayah perkotaan dikritisi oleh sejumlah pihak. Mereka menilai pembangunan taman di lapangan eks Pasar Lama bukan kebutuhan yang perlu disegerakan pemenuhannya.
“Daripada untuk bangun taman,lebih baik gunakan saja uangnya untuk perbaikan jalan,” kata Tiar, warga Cigasong, Kamis, 13 April 2023.
Warga Kelurahan Simpereum itu mengatakan, banyak jalan yang kondisinya sudah rusak parah, sehingga perlu perbaikan.
“Daripada untuk bangun taman,lebih baik pergunakan uangnya untuk perbaikan jalan,seperti jalan ke Perum Asabri yang sekarang hancur,” ujarnya.
Kritik terhadap rencana pembangunan taman yang kabarnya akan dimulai tahun ini juga datang dari kalangan anggota dewan.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Majalengka, M Fajar Shidiq menilai pembangunan taman baru itu belum terlalu dibutuhkan. Anggaran untuk pembangunan taman idealnya dialihkan pada kebutuhan lainnya yang lebih penting atau mendesak.
” Idealnya, anggaran pembangunan hutan kota itu dialokasikan untuk hal lain,misalnya untuk perbaikan atau revitalisasi pasar rakyat,”ujarnya.
Menurut politisi PPP,kalau misalnya Pemda betul punya uang Rp 10 miliar, maka pihaknya akan dorong uang Rp 10 miliar itu untuk merevitalisasi salah satu pasar tradisional, dibanding untuk membangun hutan kota atau taman kota.
Apalagi kata Fajar pasar-pasar yang dikelola Pemkab Majalengka, kondisinya mulai memprihatinkan.
Dari 4 pasar yang dimiliki oleh Pemda, semuanya harus sudah direvitalisasi,mulai Pasar Sindangkasih, Kadipaten, Talaga, Jatitujuh, semua kondisinya sudah memprihatinkan.
“Hal itu menjadi alasan kami di Komisi II lebih mementingkan revitalisasi pasar dibanding pembangunan taman, ” jelasnya.***