SUARA CIREBON – Viral beredar transkrip hasil wawancara Sofie Hidayat dan NII Crisis Center (NCC) dengan KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur soal Pesantren Al Zaytun dan Panji Gumilang di sejumlah grup WhatsApp (Grup WA).
Transkrip wawancara Gus Dur dengan NCC ini beredar berbarengan dengan polemik panas yang tengah terjadi terkait Pesantren Al Zaytun dan Panji Gumilang belakangan ini.
Dalam pesan berantai di Grup WA yang viral itu, transkrip ini diklaim dari hasil wawancara Sofie Hidayat, Tim NCC dan group WA NU NKRI, bersama Gus Dur, Presiden RU ke 4 tersebut, khusus soal Al Zaytun dan Panji Gumilang.
Dalam transkrip wawancara tersebut, Gus Dur mengaitkan Panji Gumilang dan Pesantren Al Zaytun yang terletak di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dengan sejumlah sosok sangat berkuasa di era Orde Baru (Orba), yakni Presiden Soeharto.
Dalam transkrip wawancara Gus Dur soal Panji Gumilang dan Al Zaytun, disebut-sebut pula sejumlah nama orang-orang berpengaruh di Tanah Air.
Lebih jelasnya, begini bunyi pesan berantai di Grup WA yang viral selama beberapa hari terakhir terkait wawancara Gus Dur soal Al Zaytun dan Panji Gumilang yang diberi penggalan kalimat awal “Prediksi Gus Dur tentang Al-Zaytun”.
…”MA’HAD AL-ZAYTUN menjadi sorotan publik belakangan ini. Sejumlah pihak menuding lokasi itu merupakan markas Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah IX (NII-KW9).
Ma’had atau pesantren yang dipimpin AS. Panji Gumilang itu terletak di Gantar, Indramayu, Jawa Barat. Arealnya sangat luas, hingga mencapai 1.200 hektare. Sekitar 200 hektar untuk bangunan, sisanya, persawahan, ladang, hingga hutan jati emas. Komplek ma’had dibatasi tembok tinggi yang memisahkannya dengan perkampungan penduduk, kontras.
Di dalamnya bukan hanya ada asrama dan ruang belajar seperti pesantren pada umumnya, namun ada juga rumah sakit, rumah tinggal, wisma tamu, waduk, sawah, ladang, dan bahkan kandang ternak.
Proyek besar yang hingga kini sedang dalam tahap penyelesaian adalah pembangunan Masjid dengan nama Rahmatan Lil ‘alamin, yang didesain lebih besar dari Masjid Istiqlal Jakarta. Konon katanya bila sudah jadi, masjid ini mampu menampung 150 ribu jamaah.
Sebetulnya, jauh sebelum menjadi sorotan media, Almarhum Mbah Wali Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid) pernah berprediksi tentang masa depan ma’had ini melalui sebuah wawancara dengan tim repoter NII Crisis Center (NCC). Dengan didampingi Yeni Wahid dan Sulaiman (Sekretaris pribadinya), berikut kutipannya ….
NCC : Apa pendapat Gus Dur tentang Al-Zaytun?
GD : Itu punya Pak Harto. Beliau dulu punya obsesi ‘At Tien & Al-Zaytun’ Pak Harto tahu semua yang dikerjakan Si Panji Gumilang. Wong Abu Toto itu binaan ‘anak emasnya’ Ali Moertopo. Itu Proyek Mercusuar yang gak ada manfaatnya untuk bangsa. Pak Harto itu punya mimpi, tapi gak kesampaean. Ia yang memerintahkan Sa’adilah Mursyid mengirim sapi tapos ke Zaytun ditahun 1999. Sebelum reformasi yang jaga Zaytun itu kan Kopasus. Sekarang sudah 10 tahun apa sih yang sudah dihasilkan Al-Zaytun? Saya dengar santrinya gak bisa apa-apa, apalagi lulusannya gak jelas. Masyarakat disana resah dan menganggap Zaytun gak membawa manfaat apa-apa. Tanah mereka dirampas dan dibayar seenaknya ….
Zaytun itu hanya membangun propaganda kebaikan dan kesuksesannya sendiri. Yang begini gak akan lama, saya pikir tahun ini akan jadi tahun terakhir buat Zaytun. Rakyat kita cerdas-cerdas kok, sudah gak bisa lagi dibohongi Abu Toto. Kalo ada yang masih bisa dibohongi, jumlahnya makin sedikit kok. Orang sudah makin faham Zaytun itu Bull shit. Buktikan saja omongan saya, mahasiswa-mahasiswa itu akan balas dendam.
NCC : Bagaimana Gus Dur melihat mereka itu Jahat !?
GD : Anda ini punya hati nurani gak? PKI, Hitler, Zionis Yahudi sekalipun yang dibilang masyarakat itu JAHAT, mereka sangat ’sayang’ dan membela anak buahnya. Tapi kalian bisa lihat sendiri itu di Zaytun, orang dibuat kerja rodi kaya Romusha. Tenaganya diperas, Istri dan anaknya dipisahkan. Gak digaji sepantasnya, jangankan berharap UMR dan ada Jamsostek.
Inikan trafficking (penjualan manusia atas nama Islam ‘NII’) Apa itu gak jahat? Apapun alasannya untuk perjuangan, kondisi darurat. Itu bisa-bisa tipu mereka aja. Apa Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan hal tersebut? Apa Imam Kartosuwiryo rela jama’ahnya diperas begitu?! saya yakin ia marah dan terluka.
NCC : Tapi anda kan tidak berbuat apa-apa untuk membongkar Al-Zaytun?
GD : Anda gak tahu! Apa saya harus teriak-teriak hancurkan Zaytun, fatwakan NII SESAT!. Dulu yang kasih anak-anak itu temuan MUI, saya diberi tahu Kyai Sahal Mahfudz. Yah dibongkarlah sama anak-anak itu. Saya yang perintahkan Chaidar dkk. untuk maju gugat ….
Saya memang diminta oleh para Kyai itu untuk bicara soal Zaytun. Saya bilang nanti tunggu saja tanggal mainnya, Abu Toto itu tahu kok kalo ia sekarang tinggal menghitung hari.
NCC : Anda kok berprediksi seperti itu Gus?
GD : Aku kan punya Muslim di RepublikaN. Ia cerita banyak tentang ramai-ramai umat NII KW9 berduyun-duyun jadi Tim Sukses di RepublikaN. Abu Toto itu lagi panen duit. Habis dapat dari Wiranto, balik kanan ke JK. Sekarang ke RepublikaN. umatnya itu kaya Sapi yang tercocok hidungnya, kaya bebek ngekor Mas’ulnya.
NCC : Gus, kok tahu-tahuan Mas’ul?
GD : Tahu dong, itu Munif sespriku kan pernah sebentar kuliah di KW9 alias di tilawah. He he …
NCC : Bagaimana Gus Dur menilai sikap mereka yang ‘menyerang’ Al-Zaytun ?
GD : Mereka itu kurang kritis, di tengah orang yang buta dan membuta. Tapi masih baguslah mereka masih mau mengkritisi Zaytun. Zaytun itu bukan sekedar isu ‘Sesat’, Zaytun itu musuh kemanusiaan, musuh bersama kita semua. Ia bagai mesin penghancur masa depan anak bangsa, zaytun itu alat iblis untuk merusak tatanan masyarakat. Bayangkan saja anak-anak mahasiswa itu disuruh ‘nipu orangtuanya sendiri’ katanya ‘teknis’, teknis Mbahmu, nipu yah nipu. Kalo ada orang masih percaya dengan gombalannya Zaytun, orang tersebut pasti orang munafiq, setidaknya kalo pejabat yah pejabat yang koruptor, kalo ulama yah ulama Jablay, kalo intelektual yah intelektual pedagang, kalo peneliti yah peneliti goblok, kalo ada media yang membela Zaytun pasti media yang cuma cari makan alias media bayaran. Yah kalo ada orangtua yang belain Zaytun yah orang tua yang durhaka dan gak punya hati nurani.
NCC : Lalu bagaimana membongkar kasus Zaytun ini?
GD : Tunggu saja tanggal mainnya, mereka sendiri kok yang akan menggali kuburannya sendiri …..
Karni Ilyas kasih bocoran ke saya kalo TV-One mau bongkar-bongkaran soal baiat ala NII. Inikan jelas-jelas makar. Kok ada Negara dalam Negara dibiarkan. ….
Intinya sekarang ini seluruh jajaran Zaytun sedang panik dan super sibuk bagaimana menyelamatkan diri ….
Ini harus kita lawan bersama, apa artinya saya sendirian.
Sofie Hidayat dan Tim NCC dan group WA NU NKRI…”
Demikian pesan berantai di berbagai Grup WA soal yang diklaim sebagai transkrip wawancara dengan Gus Dur soal Al Zaytun dan Panji Gumilang.***