SUARA CIREBON – Pemerintah Kabupaten Cirebon berupaya menekan angka kasus kekerasan perempuan dan anak, untuk itu diharapkan seluruh desa agar menerapkan program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) yang saat ini baru 6 desa dari 412 desa di Kabupaten Cirebon yang sudah menerapkannya.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, Hj Enny Suhaeni saat mendampingi Wakil Bupati Cirebon, Hj. Wahyu Tjiptaningsih melakukan monitoring dan evaluasi Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita (Sekoper Cinta) di lokasi Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) Desa Jatirenggang, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon, Jumat, 21 Juli 2023.
Dijelaskan Enny, DRPPA di Kabupaten Cirebon pada tahun 2022, ada dua desa yang menjadi pilot project yaitu Desa Babakan Gebang Kecamatan Babakan dan Desa Purbawinangun Kecamatan Plumbon.
Dijelaskan, di tahun 2023 ini ada tambahan 4 desa, untuk dua desa yang menjadi pilot project memag anggarannya disupport oleh Kementerian PPPA, namun, untuk empat desa yang sekarang ini disupport melalui APBD 2 dan tidak full hanya karena Pemdes setempat dari sisi SDM dan Pemerintah desanya memiliki semangat untuk menginterpretasi DPPRA.
“Alhamdulillah di antaranya Desa Jatirenghang ini, selain karena memang Desa Jatirenggang menjadi lokasi P2WKSS, dari sisi Pemdes dan masyarakatnya juga mendukung penuh,” ungkapnya.
Enny menyebut, untuk menerapkan DRPPA, yang pertama harus dipersiapkan desa tentunya adalah data dari jumlah penduduk, berapa jumlah penduduk perempuan, berapa jumlah penduduk laki-laki dan berapa jumlah anak dengan kategori usia dari 0-18 tahun.
Kemudian, mempersiapkan program untuk kegiatan perempuan maupun anak dari mulai kegiatan pemberdayaan ekonomi, kegiatan perlindungan anak, penyuluhan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, ruang bermain anak dan lainnya.
Enny menyampaikan, hal yang sangat dirasakan untuk desa yang menerapkan DRPPA ini di antaranya ibu-ibu memiliki peningkatan baik di dalam pengetahuan, mendapatkan skil dari pelatihan peningkatan ekonomi seperti pelatihan membuat kue, latihan menjahit tentunya ini adalah bekal untuk ibu-ibu di mana mereka bisa membuat kue itu bisa jual.
“Hasil usaha dari keahlian itu paling tidak untuk membantu minimal kebutuhan diri sendiri, kita tahu perempuan itu kan bukan hanya kebutuhan makan dan snack saja, tetapi kebutuhan make up dan lain-lain,” terangnya.
Selain itu menurut Enny, sisi lain penerapan DRPPA, dampak dari sisi kekerasan terhadap perempuan dan anak, dirinya menjelaskan bahwa DRPPA mempunyai satgas dan juga relawan Sahabat Perrmpuan dan Anak (SAPA) yang akan secara cepat turun ketika mendapatkan laporan kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak yang ada di desanya.
Kemudian, sambung Enny, segera meneruskan pelaporannya ke Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) Kabupaten Cirebon, tercatat pada tahun 2022 data laporan kekerasan terhadap petempuan dan anak yang masuk ke dalam simfoni itu ada 101 kasus, kemudian tahun 2023 sampai bulan juni ada 43 kasus, itu di luar yang masuk ke Polres atau lembaga lainnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.