SUARA CIREBON – Muhammadiyah tidak memiliki sikap politik tertentu dalam menghadapi Pemilu 2024.
Bahkan, Muhammadiyah pun menjaga jarak yang sama dengan para pihak yang berkepentingan dalam politik, baik saat pemilu legislatif maupun pemilu presiden serta pemilihan kepala daerah (pilkada).
Hal itu dikemukakan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat, Prof Dr KH Ahmad Dahlan MAg, menanggapi suhu politik yang mulai menghangat jelang perhelatan lima tahunan tersebut.
“Sebagaimana rumus baku selama ini, Muhammadiyah berpihak kepada semuanya (parpol dan politisi, red), sepanjang berkontribusi untuk memajukan Indonesia. Karena sejatinya, Muhammadiyah mendorong negeri ini untuk terus maju,” kata Ahmad Dahlan kepada Suara Cirebon, Selasa, 25 Juli 2023.
Pria yang akrab disapa Lalan itu menjelaskan, Muhammadiyah tidak antipolitik dan alergi dengan partai politik (parpol). Namun, secara kelembagaan dan organisasi, Muhammadiyah tetap bersikap netral dan tidak masuk pusaran politik praktis.
“Dalam konteks kepartaian misalnya, semuanya adalah bagian dari Muhammadiyah. Kalau ada yang ikut serta dalam politik praktis, itu aspek personality warga Muhammdiyah, bukan sikap politik Muhammadiyah secara kelembagaan dan organisasi,” tegasnya.
Meski begitu, lanjut Lalan, Muhammadiyah tetap mendorong kader-kader yang memiliki potensi untuk berkiprah di panggung politik.
“Karena secara sistem organisasi semua adalah bagian dari orientasi perjuangan kebangsaan dan keumatan yang diusung Muhammadiyah,” ujarnya.
Sementara, saat disinggung kepengurusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Cirebon periode 2022-2027 hasil Musyawarah Daerah (Musyda) ke-3 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) akhir pekan lalu, Lalan menegaskan, pengurus terpilih harus dapat mengejawantahkan visi Muhammadiyah termasuk dalam menyikapi persoalan politik.
“Para pimpinan di Muhammadiyah harus membawa visi persyarikatan, bukan visi misi pribadi yang muatan subjektif,” tandasnya.
Sebelumnya, saat menghadiri Musyawarah Daerah ke-3 Aisyiyah Kabupaten Cirebon, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Barat, Muthiah Umar MSi menegaskan, seperti halnya Muhammadiyah, Aisyiyah tidak terlibat dalam politik praktis.
“Aisyiyah merupakan organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak untuk kepentingan umat. Maka, menghadapi tahun politik ini, kita sikapi dengan cerdas. Seperti halnya Muhammdiyah, Aisyiyah itu tidak berpolitik praktis. Namun tetap harus sadar politik,” kata Muthiah.
Aisyiyah, imbuh Muthiah, bahkan aktif melakukan pendidikan politik bagi kaum perempuan, bukan untuk tujuan politik praktis, tetapi agar mereka lebih sadar akan hak baik sebagai warga negara maupun sebagai perempuan Indonesia. “Karena kalua kita melek politik akan menggunakan hak-hak politik kita dengan sebaik-baiknya. Itulah mengapa, dalam Musyda kali ini, isu pemilu pun tetap menjadi salah satu bahasan,” tandasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.