SUARA CIREBON – Para nasabah Bank Central Asia (BCA) resah. Terutama parta pemilik kartu kredit bank swasta terbesar di Indonesia tersebut.
Keresahan para pemilik kartu kredit BCA itu menyusul informasi yang beredar bahwa ada kebocoran data para nasabak BCA yang dijual ke forum hacker dunia.
Ada sedikitnya 6,4 data pemegang kartu kredit BCA yang dibocorkan seperti ramai beredar di berbagai lini masa media sosial dalam sepekan terakhir ini.
Berdasar informasi yang ramai beredar dan memperoleh perhatian luas masyarakat, terutama nasabah dan pemilik kartu kredit BCA, data yang bocor itu meliputi alamat nasabah, nomor handphone dan berbagai dokumen personal lainnya.
Bocornya data nasabah pemilik kartu kredit BCA pertama muncul di medsos melalui akun Twitter @FalconFeedsio pada selasa, 24 Juli 2023 baru lalu.
Akun tersebut memberitahukan ada seorang pengguna di forum hacker yang mengaku telah menjual database pengguna kartu kredit di BCA.
“Seorang pengguna di forum hacker mengaku menjual database pemilik kartu kredit bank BCA. Sampel yang disediakan berisi alamaty, nomor telepon, dan lain-lain,” ciut pengguna akun Twitter tersebut.
Akun Twitter tersebut juga memposting tangkapan layar (screenshot) yang diklaim terkait data pengguna kartu kredit BCA yang telah dibobol dan dijual ke BreachsForum atau forum hacker dunia.
Benarkah BCA telah kebobolan dan data base 6,4 juta pemilik kartu kreditnya dijual ke forum hacker dunia?
EVP Coorporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn membenarkan bahwa ada nformasi yang beredar soal kebocoran databae BCA untuk para pemegang kartu kredit.
BCA langsung merespon informasi yang beredar luas di medsos. Kemudian melakukan pengecekan terhadap database untuk memastikan apakah informasi yang diklaim sebagai database pemilik kartu ktedit BCA benar atau tidak.
Hasil pengecekan, ujar Hera, ternyata database yang diklaim sebagai bocoran milik BCA, tidak sama dengan yang ada di database perusahaan perbankan tersebut.
“Informasi yang beredar dengan klaim database itu ternyata berbeda dengan database asli milik BCA,” tutur Hera.
Hera juga mengungkapkan, BCA telah memiliki sistem tersendiri untuk melindungi kebocoran data di perusahaannya, termasuk juga database para nasabah.
Perlindungan secara sistem digital telah dilakukan BCA untuk memproteksi tindakan pembobolan atau kebocoran.
“Kami memproteksi setiap data kami termasuk database nasabah. Ada perlindungan dan pengamanan berlapis. Setiap saat melakukan mitigasi terhadap resiko kebobolan atau kebocoran untuk menjaga transaksi dan keamanan digital nasabah,” tutur Hera.
Dijelaskan, sistem keamanan berlapis yang diterapkan BCA secara berkala juga dievaluasi untuki memastikan keamanan dan pengamanan siber serta transaksi digital dari para nasabahnya.
“Kami terus berkomitmen menjaga keamanan dan melakukan pengamanan data nasabah,” tutur Hera.***