SUARA CIREBON – Jumlah pasien pada tsunami gagal ginjal yang melanda negeri jiran Singapura diperkirakan bisa mencapai 300 ribu orang.
Seperti fenomena gunung es, otoritas Singapura hanya mencatat sekitar 9.000 pasien di awal-awal tsunami gagal ginjal pada akhir Juli 2023.
Namun potensi warga Singapura yang menderita penyakit berbahaya pada fenomena tsunami gagal ginjal di negeri tetangga, bisa mencapai sedikitnya 300 ribu orang.
National Kidney Foundation (NKF) mencatat setiap hari terjadi pertambahan jumlah pasien gagal ginjal. Namun ini seperti fenomena gunung es dari yang tidak tercatat yang per harinya mencapai 9.000 pasien.
Penyebab penyakit gagal ginjal terbesar didominasi oleh diabetes militer tipe 1 dan 2. Dikutip dari Channel News Asia, Kepala Kedokteran Ginjal di Rumah Sakit Tan Tock Seng, Yeo See Cheng mengungkapkan soal penyakit gagal ginjal yang merupakan silent killer.
“Ada sekitar 200 ribu orang berjalan-jalan tanpa menyadari mereka menderita penyakit ginjal kronis,” tutur Yeo See Cheng.
Seperti diketahui, negeri jiran atau negeri tetangga Singapura belakangan ini terjadi peningkatan tajam penyakit gagal ginjal.
Saking tingginya peningkatan penyakit tersebut, Singapura disebut tengah mengalami “Tsunami Gagal Ginjal”.
Dr Ningz melalui akun Instagram @drningz, Kamis, 3 Afustus 2023, mengungkapkan bahwa dalam sembilan hari ini, terjadi “Tsunami Gagal Ginjal” atau peningkatan drastis kasus gagal ginjal di Singapura.
Dr Ningz mengungkapkan kalau di Singapura saat ini tengah terjadi gelombang atau peningkatan drastis kasus gagal ginjal yang menyebabkan krisis penanganan kesehatan penyakit tersebut.
“Ada di CNI Insider yang diposting sembilan hari lalu mengungkapkan video kasus gagal ginjal yang menunjukan di Singapura terjadi peningkatan drastis penyakit tersebut,” tutur Dr Ningz.
Saking drastisnya peningkatan penyakit gagal ginjal, sampai-sampai fasilitas dialisiss (cuci darah), tidak mampu menangani pasien karena overload.
Krisis gagal ginjal di Singapura diperparah dengan kekurangan jumlah perawat profesional yang bisa menangani pasien gagal ginjal.
“Di video itu banyak cerita yang mengungkapkan peningkatan drastis kasus gagal ginjal di Singapura,” tutur Dr Ningz.
Menutur Dr Ningz, peningkatan gagal ginjal di Singapura diduga penyebabnya ialah penyakit ginjal kronik atau bahasa medisnya penyakit ginjal kronik.
Penyakit ginjal kronis ini terjadi secara perlahan. Terjadi kerusakan ginjal secara perlahan, setidaknya selama tiga bulan.
“Penyakit ginjal kronik ini tidak tiba-tiba. Ini kerusakan ginjal dalam waktu lama, barbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Batasnya lebih dari tiga bulan,” tutur Dr Ningz.
Karena penyakit ginjal kronik ini perlahan, maka ada stadium-stadium. Dari stadiun 1 sampai 5. Dan kalau yang sudah cuci darah atau cangkok ginjal itu stadium 5.
Penyebab gagal ginjal antara lain :
1. Hipertensi
2. Diabates
3. Autoimun
4. Batu ginjal atau sumbatan saluran kencing yang berlangsung lama
5. Terlalu banyak konsumsi jamu dan obat-obatan anti nyeri tanpa melalui resep dokter
6. Genetik
7. Kebocoran ginjal yang terlambat ditangani, dan penyebab lain.
“Untuk stadium 1 sampai 3 itu tidak terasa. Tidak ada gejala. Kalau tidak diperiksa orang tidak tahu kalau ginjalnya mulai rusak,” tutur Dr Ningz.
Karena itu, pencegahannya harus diperiksa lebih dini melalui kontrol secara rutin. Supaya bisa diketahui lebih dini sehingga lebih mudah ditangani.
“Jika diketahui secara dini, kita bisa melakukan antisipasi misalnya melakukan perubahan gaya hidup, mematuhi anjuran dokter. Bisa lebih dini dicegah karena pencegahan akan jauh lebih baik,” tutur Dr Ningz.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.