SUARA CIREBON – Tindak perundungan (bullying) yang dilakukan pelajar di lingkungan sekolah masih kerap terjadi. Belum lama ini, salah seorang siswa SMP DM di Kecamatan Weru, RZ (14) melaporkan telah menjadi korban tindak perundungan.
Korban mengaku menjadi korban perundungan yang dilakukan kakak kelasnya sendiri, FB (15). Akibat peristiwa itu, RZ menderita luka di bagian bibirnya.
Keluarga korban yang tidak terima dengan adanya aksi perundungan tersebut, mendatangi sekolah dengan didampingi unsur pemerintah desa, Rabu, 30 Agustus 2023.
Paman korban, Rifky Fauzi mengaku sangat menyayangkan adanya perundungan yang terjadi di dalam lingkungan sekolah yang terjadi pada keponakannya.
“Menurut dari keponakan saya, si pelaku FB ini sering meminta uang kepada keponakan saya. Karena tidak diberi akhirnya keponakan saya mengalami kekerasan sehingga terluka pada bibirnya,” kata Rifky.
Ia mempertanyakan pola pengawasan yang dilakukan sekolah kepada anak-anak didiknya. Pasalnya, aksi kekerasan dan perundungan yang dialami keponakannya justru terjadi di dalam lingkungan sekolah.
“Dengan adanya kejadian ini kami dari pihak keluarga sangat menyayangkan lingkup sekolah yang seharusnya bisa lebih mengawasi anak muridnya, kok bisa kejadian,” ujarnya.
Dirinya berharap, dengan adanya laporan tersebut, pihak sekolah lebih memperketat pengawasan. Ia menduga, tindak perundungan itu tidak hanya dialami keponakannya, tapi bisa juga menimpa siswa lainnya.
“Dengan adanya laporan ini, ke depan kami harap pihak sekolah agar bisa lebih mengawasi anak muridnya supaya tidak terjadi lagi kasus perundungan di lingkup sekolah di kemudian hari,” tegasnya.
Sementara itu, untuk menuntaskan persoalan tersebut, pihak sekolah mempertemukan pelaku dan korban. Selanjutnya, para pihak (korban, pelaku dan sekolah) membuat surat kesepakatan.
“Dalam kesepakatan itu tertulis, apabila kejadian tersebut kembali terjadi di kemudian hari, kami dari pihak keluarga akan mengambil sikap tegas,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Kepala Bagian Kesiswaan SMP DM, Nasrullah, mengatakan, pihak sekolah sangat menyayangkan dengan adanya kejadian seperti ini.
“Sebenarnya kami dari pihak sekolah sudah maksimal dalam mengawasi anak murid dengan melibatkan guru di dalam setiap kegiatan, tetapi adanya kejadian ini di luar kemampuan kami meskipun kami sudah sangat maksimal,” katanya.
Mewakili pihak sekolah, dirinya memohon maaf kepada keluarga korban. Ia berjanji akan memberikan pengawasan yang ekstra dibantu seluruh guru, agar pelaku berubah dan jera.
“Ini merupakan kejadian baru di sekolah kami, mudah-mudahan ini menjadi yang pertama dan terakhir, ke depan tidak ada lagi kejadian yang seperti ini,” pungkasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.