SUARA CIREBON – Yoav Gallant menjadi salah satu menteri atau politisi Israel pada kabinet Perdana Menteri (PM) Benyamin Netanyahu yang dikenal sebagai sosok kontroversial.
Di masa perang Israel melawan Hamas, Yoav Gallant terlihat sangat aktif. Ia bahkan paling sering memberikan pernyataan terkait sikap Israel terhadap perang terburuk sejak tahun perang Yom Kippur di tahun 1973.
Yoav Gallant banyak mengumbar pernyataan-pernyataan kontroversial. Pernyataan politisi berlatar belakang militer dengan pangkat terakhir Mayor Jendral (Mayjen), bahkan sering menimbulkan kecemasan, terutama terkait sikap Isrsel terhadap perangnya dengan milisi Hamas kali ini.
Sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), Yoav Gallant seperti memperoleh panggung. Ia terlihat begitu leluasa mengekspresikan sikap politiknya yang cenderung memiliki sentimen rasis tersebut dalam hubungan antara Israel dengan Palestina, terutama dengan Hamas.
Pada kabinet pimpinan PM Netanyahu, Yoav Gallant termasuk politisi berpengaruh di Israel saat ini yang memiliki pandangan khas sayap kanan politik Israel.
Pandangan khas sayap kanan politik Israel ini cenderung rasis dan konservatif. Bersikap keras terhadap entitas Arab (Muslim), dan invasionis atau berkecenderungan terus berupaya memperluas wilayah Israel, baik secara militer maupun dengan cara membuka pemukiman-pemukiman Yahudi baru di wilayah Palestina.
Yoav Gallant, politisi kelahiran Jaffa, salah satu kota besar di Israel. Ia terlahir pada 8 November 1958, dan kini berusia 64 tahun. Pada November 2023 depan, aia berusia 65 tahun.
Setelah pensiun dari dinas militer berpangkat Mayjen (jendral bintang dua), Yoav Gallant, merintis karier sebagai politisi dengan masuk ke partai kecil Kulanu, salah satu partai berhaluan kanan Israel.
Pandangan politiknya yang keras, membuatnya masuk berpindah ke Likud. Likud dalam perspektif komposisi politik Israel, merupakan partai besar berhaluan kanan.
Saingan Likud dlaam setiap pemilihan umum (pemilu), adalah Partai Buruh. Partai Buruh, merupakan partai sayap kiri Israel yang cenderung lebih progresif, inklusif serta berpandangan moderat terhadap Palestina maupun Arab (Muslim).
Di Israel, dari setiap pemilu ke pemilu, suara didominasi antara Likud dan Partai Buruh. Jabatan PM, lebih banyak diperebutkan dua partai besar tersebut.
Politisi Israel yang berhaluan kanan, cenderung ke Partai Likud. Sikapnya konservatif, ekslusif dan cenferung keras terhadap Palestina maupun Arab (Muslim).
Yoav Gallant yang berhaluan kanan, sejak tahun 2019 bergabung ke Likud. Ia pun terpilih menjadi anggota parlemen Israel (Knesset).
Yoav Gallant merupakan politisis inner circle atau lingkaran dalam PM Netanyahu. Sebelum menjadi Menhan, ia sempat menjadi Menteri Pembangunan di tahun 2011 sampai 2019.
Pernah juga menjadi Menteri Aliyah dan Integrasi di tahun 2019 sampai 2020. Kemudian menjadi Menteri Pendidikan sampai tahun 2021.
Tahun 2022, PM Netanyahu membutuhkan peran Yoav Gallant dalam posisi lebih strategis, yakni sebagai Menhan Israel, sampai hari ini.
Pengaruh Yoav Gallant di Israel makin besar justru saat berseteru dengan Netanyahu soal rencana reformasi sistem peradilan.
Buntutnya, Netanyahu sempat memecat Yoav Gallant. Sikap ini memicu demonstrasi besar-besaran warga Yahudi terhadap Netanyahu.
Belakangan, Netanyahu mencabut kembali kebijakannnya. Sampai Netanyahu menyatakan Deklarasi Perang menyusul serangan Hamas, justru peran Yoav Gallant sangat dibutuhkan.
Serangan Hamas pada sabtu 7 Oktober 2023, terhadap wilayah Israel yang menewaskan sekitar 1.000 warga sipil dan tentara Israel, seperti memberi ruang luas bagi Yoav Gallant untuk mengekspresikan pandangan politik kanannya.
Kini, nasib 2,1 juta warga Gaza, termasuk juga para milisi Hamas, dihadapkan pada sosok politisis sangat berpengaruh di Israel dengan pandangan yang sangat keras terhadap mereka.
Dan Yoav Gallant, kini menemukan panggungnya setelah milisi Hamas menyerbu Israel dan melakukan serangan kilat melalui darat, laut dan udara.
Yoav Gallant telah memegang “bola kebijakan” Israel atas serangan Hamas. Deklarasi Perang yang diumumkan hanya PM Netanyahu satu hari setelah serangan Hamas, menjadi media bagi Yoav Gallant mengekspresikan pandangan politik kanannya.
“Kami berperang dengan binatang,” demikian salah satu pernyataan kontroversial Yoav Gallant menerjemahkan serangan balasan tentara Israel ke Gaza dengan dalih membalas serangan Hamas tersebut.
Dibalik peryataan kontroversial Yoav Gallant, 2,1 juta nasib warga Gaza, Palestina tengah dipertaruhkan.***