SUARA CIREBON – Harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di Wilayah III Cirebon (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kabupaten Kuningan) dalam beberapa pekan terakhir terus mengalami kenaikan.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Cirebon, Anton Pitono, mengatakan, salah satu faktor pemicu naiknya harga kepokmas adalah tingginya tingkat konsumsi masyarakat.
“Salah satu yang memicu naiknya harga kebutuhan pokok masyarakat di wilayah Cirebon itu dari tingkat konsumsi. Meski ini (tingkat konsumsi) mencerminkan tingkat kesejahteraan yang membaik, akan tetapi harus juga diimbangi dan diantisipasi dari sektor produksinya,” kata Anton, saat menjadi narasumber dalam kegiatan High Level Meeting (HLM) bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sewilayah Cirebon, di kantor BI Cirebon, Selasa, 20 Februari 2024.
Menurut Anton, tanpa adanya keseimbangan antara tingkat konsumsi dan produksi, tentu akan terjadi kelangkaan pasokan.
“Kita tahu, bahwa wilayah Cirebon ini merupakan sumber produksi pangan, jadi tingkat konsumsi yang bagus harus dibarengi dengan produksi,” katanya.
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, menurut Anton, masing-masing daerah di Wilayah III Cirebon, harus surplus produksi. Ia menyebut pentingnya koordinasi antarpemerintah daerah, guna mencegah terjadinya deficit pangan di satu daerah, karena hal itu akan berefek pada daerah sekitar.
“Itu juga harus saling memperhatikan agar kebutuhan di daerah di wilayah Ciayumajakuning yang mengalami defisit itu bisa disuplai juga oleh daerah yang mengalami surplus,” katanya.
Sehingga, dengan saling kordinasi tersebut dapat meminimalisir kelangkaan ataupu keterbatasan sehingga dapat diantisipasi jauh-jauh hari.
Dalam kegiatan itu juga terungkap, kendala pasokan beras turut berpenagruh terhadap kenaikan harga beras medium dan premium yang melonjak sejak Januari 2024. Selain, terjadinya kelangkaan pasokan beras di pasaran juga berimbas terhadap pembatasan pembelian beras bagi konsumen.
Karena itu, sebagai tindak lanjut dari pengendalian inflasi beras, percepatan distribusi beras SPHP Bulog ke pasar tradisional dan pasar modern salah satu solusinya.
Anton memastikan, BI senantiasa berupaya menekan laju inflasi. Pihaknya menyarankan agar segera dilakukan bantuan pangan maupun operasi pasar melalui beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP).
“Harus juga dilakukan sidak di pasar-pasar untuk memastikan tidak terjadi penimbunan beras menjelang Ramadhan dan Idul Fitri,” pungkasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.