SUARA CIREBON SC – Dinas Kesehatan (Dinkes) tengah berupaya mewujudkan Kabupaten Cirebon sebagai daerah yang dapat mengeliminasi penyakit tuberkulosis (TB) pada tahun 2030 mendatang. Terkait hal itu, Dinkes Kabupaten Cirebon tengah fokus penemuan kasus, pengobatan, dan terapi pencegahan TB.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cirebon, Nurpatmawati melalui Ketua Tim Kerja P2PM, Subhan mengatakan, sesuai dengan Perpres 67 Tahun 2021, program TB sekarang adalah eliminasi TB pada tahun 2030.
Menurutnya, ada tiga indikator utama dalam eliminasi TB tersebut, yakni penemuan kasus, angka keberhasilan pengobatan dan terapi pencegahan tuberkulosis.
Sebelumnya, program difokuskan pada penemuan kasus saja tanpa ada indikator lainnya.
“Sekarang ditambah indikator lainnya, terapi pencegahan tuberkulosis (TPT),” kata Subhan, Jumat, 23 Februari 2024.
Menurut Subhan, pencegahan dibagi tiga sasaran, pertama, orang dengan HIV/AIDS yang bukan TBC, kedua kontak serumah, dan ketiga orang yang berisiko dalam hal ini petugas kesehatan dan warga binaan.
“TPT tengah kita gencarkan, jadi bukan mencari orang yang sakit kemudian diobati, tapi sekarang cari orang berisiko sakit diberi terapi pencegahan supaya tidak sakit TB,” kata Subhan.
Saat ini, lanjut Subhan, dari sisi obat-obatan juga banyak inovasi, termasuk pengobatan yang resisten. Kalau dulu pengobatan harus 18 sampai 24 bulan, maka sekarang menjadi 9 bulan saja.
“Sekarang juga ada yang baru lagi, yaitu cukup 6 bulan saja. Itu sebagai upaya untuk mempercepat eliminasi TB,” terang Subhan.
Selain gencar dengan terapi pencegahan tuberkulosis, sasaran untuk mencari yang sakit tetap dilakukan. Dimana, pencarian tetap dengan metode secara umum yakni active case finding dan passive case finding.
Untuk passive case finding, biasanya dilakukan di dalam layanan kesehatan. Sehingga ketika warga yang datang dengan bergejala TB, nanti petugas akan mengarahkan pemeriksaan TB-nya.
Sedangkan untuk active case finding, dilakukan berdasarkan hasil skrining kontak erat namun dengan memastikan terlebih dahulu bergejala atau tidak.
“Kalau kasusnya naik justru bagus, artinya strata eliminasinya itu menemukan sebanyak-banyaknya. Kalau banyak yang ditemukan dan banyak yang diobati, banyak yang sembuh, artinya sumber penularan berkurang. Sehingga sampai 2030 terwujud eliminasi TB-nya,” bebernya.
Di tahun 2024 ini, imbuh Subhan, dari bulan Januari sampai Februari ini pihaknya sudah menemukan 713 kasus yang diobati. Sementara pada tahun 2022 kemarin, ada sebanyak 7.136 yang diobati.
“Di tahun 2023 kemarin, kita temukan 8.268 kasus. Tahun sekarang estimasi kita 10 ribuan, supaya banyak ditemukan dan disembuhkan, supaya ke depan makin sedikit yang kena TB,” pungkasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.