SUARA CIREBON – Warga Tionghoa atau masyarakat China, sellau berucap Kam Sia atau ucapan terima kasih kepada orang lain.
Kam Sia, bagi warga Tionghoa, tidak semata hanya sebagai ucapan terima kasih karena ada pemberian, baik barang ataupun jasa.
Namun, menurut budayawan Tionghoa, berdarah Jawa dan Sunda, Kam Sia memiliki makna jauh lebih luas.
“Makna dan arti dari Kam Sia, tidak sekedar ucapan terima kasih karena pemberian. Lebih luas dari itu,” tutur Suhu Jeremy, budayawan asal Kota Cirebon yang tinggal di Bandung, Jumat 1 Maret 2024.
Kam Sia adalah ucapan lafal dari Bahasa Hokkian Tiongkok China. Kebetulan bahasa Hokkian sering digunakan dalam percakapan sehari-hari di sejumlah komunitas di Asia Tenggara.
Kam Sia memberikan nuansa khas dan keakraban dalam interaksi sosial serta kehidupan sehari-hari. Karena Orang orang Tionghoa yang ada di Asia Tenggara umumnya berasal dari Hokkian.
Bahasa Hokkian, menurut Suhu Jeremy, salah satu dari cabang bahasa Minnan (Min Selatan) yang merupakan bagian dari bahasa Han (Tionghoa).
Bahasa ini biasanya digunakan secara luas di Tiongkok, provinsi Fujian (Hokkien) serta sebelah utara Guangdong (Kengtang).
Kemudian di Taiwan (Hokkien Taiwan), Singapura, dan di Asia Tenggara di mana konsentrasi orang Tionghoa perantauan adalah mayoritas berasal dari provinsi Fujian. Bahasa Hokkian dikenal sebagai bahasa Holo di daratan Tiongkok dan Taiwan.
“Kam Sia memiliki peran penting dalam memperkuat hubungan antar individu,” tuturnya.
Ungkapan ini bukan sekedar kata-kata, tetapi juga sebuah bentuk penghargaan yang mendalam terhadap bantuan, kebaikan, atau pemberian dari orang lain.
Saat seseorang menggunakan kata Kam Sia, itu bukan sekedar ucapan terima kasih, tetapi juga cara untuk menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada individu yang membantunya.
“Ungkapan ini diucapkan sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi atas bantuan yang diberikan,” tutur Suhu Jeremy.
Ketika mengucapkan Kam Sia, orang China sambil membungkukan badan karena merasa mendapat kejutan surprise bantuan yang tidak terduga sebelumnya. Jadi sebagai sebuah penghargaan dari bantuan yang diterima,” tuturnya.
Kamsia bukan kalimat basa basi. Juga bukan ucapan pemanis bibir. Tetapi memiliki makna yang lebih mendalam.
Orang yang berbudi luhur adalah orang yang dapat menghargai setiap bantuan dan pemberian dari orang.
“不客气 (bù kè qì”) Bu Ke Qi, adalah jawaban yang diberikan sesudah seseorang mengucapkan Kam Sia.
Selain kalimat Kam Sia, banyak bahasa Hokkian jadi bahasa serapan sehari-hari seperti elu, gua, kepo, cuan, hoki, ema panggilan untuk nenek, engkong panggilan untuk kakek, mama, papa, dan lain lain.
“Hal ini terjadi karena pengaruh diaspora Tionghoa Indonesia yang sebagian besar keturunan asal Hokkian,” tutur Suhu Jeremy.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.