SUARA CIREBON – Petani padi di Desa Tegalkarang, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, mengalami peningkatan produksi hingga 30 persen karena penggunaan pupuk organik yang menggantikan pupuk kimia.
Para petani menggunakan pupuk organik cair untuk meningkatkan kesuburan tanaman. Keterbatasan kuota dan harga yang tinggi dari pupuk kimia bersubsidi mendorong petani untuk berinovasi.
Salah satu petani di Desa Tegal Karang, Rojai menjelaskan, awal mula dirinya mengolah limbah ternak karena banyak kelompok petani merasa kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, sedangkan kalau tanaman tidak diberi pupuk nanti tidak akan bisa berbuah atau tidak bisa tumbuh dengan baik.
“Sehingga dari kesulitan mencari pupuk itulah saya diberikan kesempatan pelatihan pengolahan limbah ternak yang diadakan oleh Dinas Pertanian. Dari hasil pelatihan tersebut diaplikasikan ke tanaman dan alhamdulillah ternyata bisa untuk mengganti pupuk yang saat ini semakin berkurang,” kata Rojai, Rabu, 6 Maret 2024.
Selama hampir 7 tahun petani di Desa Tegal Karang telah merasakan peningkatan produksi pangan hingga 30 persen sejak beralih menggunakan pupuk organik. Terjaganya PH tanah dinilai menjadi salah satu faktor peningkatan pertumbuhan tanaman.
Produksi padi yang sebelumnya sekitar 6 hingga 7 ton per hektare, saat ini bisa mencapai lebih dari 10 ton per hektare setelah menggunakan pupuk organik.
“Bahkan, banyak petani yang mulai beralih menggunakan pupuk organik dibandingkan pupuk kimia, terlebih saat ini pupuk bersubsidi sulit dan dibatasi kuotanya,” katanya.
Rojai menjelaskan, pupuk organik yang dibuat ini berasal dari kotoran dan urin hewan yang sudah diolah dengan beragam tahapan. Pupuk ini dapat digunakan untuk berbagai macam tanaman yang memungkinkan tanaman menjadi bebas dari hama serta bisa lebih subur.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.