SUARA CIREBON – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon meluncurkan Warung Peduli Inflasi (Waduli) di salah satu kios di Pasar Induk Jagasatru.
Peresmian Waduli dilakukan Penjabat (Pj) Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi disaksikan Forkompimda setempat, Selasa, 19 Maret 2024.
Dalam sambutannya, Pj Wali Kota Cirebon mengatakan, Waduli merupakan inovasi TPID untuk mengendalikan inflasi dan menjadi barometer pengendalian harga kebutuhan pokok masyarakat di pasaran.
Agus menegaskan, kehadiran Waduli di tengah para pedagang di Pasar Induk Jagasatru bukan untuk menjadi pesaing.
“Waduli ini sebagai wadah edukasi yang dioptimalkan sebagai tempat bagi penyelenggaraan operasi pasar di Kota Cirebon, dalam rangka tersedianya harga rujukan untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok,” ujarnya.
Menurutnya, selain menjadi barometer pengendalian harga, Waduli juga merupakan salah satu pusat informasi dan pemberi bahan masukan bagi Pemerintah Kota Cirebon dalam menentukan kebijakan lanjutan.
“Waduli kehadirannya bukan pesaing bagi para pedagang pasar, tapi sebagai wadah edukasi yang dioptimalkan sebagai tempat bagi penyelenggaraan operasi pasar di Kota Cirebon dalam rangka tersedianya harga rujukan untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok,” ujarnya.
Ia menambahkan, Waduli merupakan wujud kerja sama antardaerah. Dalam pelaksanaannya, Pemda Kota Cirebon menugaskan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Pasar Berintan sebagai operator.
Menurut Agus, BUMD itu bisa memainkan peran penting dalam memetakan jalur distribusi komoditas dan memangkas rantai penyaluran menjadi lebih efisien.
“Secara bertahap, akan kita dorong BUMD pangan, jadi tidak saja pengelolaan pasar tapi juga mempunyai peran terhadap pola distribusi pangan yang ada di Kota Cirebon,” jelasnya.
Tak hanya itu, lanjut Agus, dengan adanya Waduli, diharapkan bisa memenuhi empat strategi TPID yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, komunikasi efektif melalui transparansi harga dan kerja sama antardaerah.
“Seperti di bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri nanti, penting bagi Pemerintah Daerah Kota Cirebon, TPID, dan segenap pihak untuk dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kota Cirebon, Anton Pitono mengatakan, Waduli merupakan bagian dari tindak lanjut kesepakatan kerja sama antardaerah yang difasilitasi Kantor BI Cirebon.
“Waduli ini hasil dari kerja sama antardaerah yakni lima kabupaten dan kota melalui skema Bisnis to Bisnis (B2B), yaitu menjadi pusat distribusi yang menghubungkan produsen dengan pedagang,” ujar Anton.
Anton berharap, keberadaan Waduli dapat menjamin pasokan pangan dari sumber produksi dengan harga yang terjangkau. Pencantuman harga di pasar juga menjadi bagian dari upaya transparansi, di mana masyarakat dapat melihat harga sebelum memutuskan untuk berbelanja.
“Semoga program ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, dan kita akan terus memonitor ketersediaan stok, serta memikirkan saluran distribusi agar tidak ada kesulitan atau lonjakan harga yang dirasakan oleh masyarakat,” harapnya.
Pantauan di lokasi, usai diresmikan oleh TPID Kota Cirebon, Waduli langsung diserbu pembeli dan warga sekitar pasar.
Sementara ini waduli menyediakan beras premium SPHP dengan harga Rp54.500 untuk ukuran 5 kilogram, minyak goreng Rp14.500, bawang merah besar Rp20.000/kg, bawang merah kecil Rp8000/kg, telur ayam Rp31.500/kg dan cabai merah Rp39.000/kg.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.