SUARA CIREBON – Masjid Keramat Megu yang berada di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, dibangun Pangeran Atas Angin pada tahun 900 Masehi, berarsitektur unik dan sarat makna.
Wilayah Cirebon memang memiliki sejarah perkembangan peradaban Islam yang panjang. Salah satu bukti peradaban Islam itu, terlihat dari peninggalan bangunan masjid kuno yang memiliki sejumlah keunikan jika dibanding dengan masjid-masjid yang dibangun di masa kini.
Salah satu masjid kuno tersebut adalah Masjid Keramat Megu. Masjid Keramat Megu berada di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Masjid yang telah berusia ratusan tahun itu, masih berdiri kokoh hingga sekarang.
Juru kunci Masjid Keramat Megu, Abah Misko mengatakan, Masjid Keramat Megu dibangun pada tahun 900 Masehi oleh Pangeran Atas Angin alias Ki Gede Megu atau Ki Atas Angin. Pembangunan Masjid tersebut dibantu oleh para Wali Songo bahkan hingga oleh wali dari Baghdad dan Irak.
Pada bangunan Masjid Keramat Megu yang dibentengi dengan batu bata merah itu, terdapat tiga pintu kecil dengan ketinggian 90 centimeter dan lebar 60 centimeter.
Menurut Abah Misko, bangunan Masjid Keramat Megu tersebut terkandung makna yang luar biasa. Dimana, makna pertama dari benteng tersebut ialah, masjid harus dijaga dan dirawat. Kemudian, makna dari pintu kecil itu, setiap orang yang mau masuk rumah Allah harus sopan.
Begitu masuk ke dalam Masjid, jemaah diingatkan untuk merenungi kebesaran Allah dan menjaga ketertiban dalam diri.
“Tinggi 90 cm itu diambil dari angka 9 yang melambangkan Wali Songo. Kemudian lebar 60 diambil dari angka 6 yang melambangkan rukun iman. Sehingga orang yang mau masuk ke rumah Allah harus nunduk, sopan,” ujar Abah Misko, Senin, 25 Maret 2024.
Keunikan Masjid Keramat Megu tidak hanya pada bagian arsitekturnya saja. Di dalam area masjid terdapat sumur keramat dan Bale Mangun. Bale Mangun adalah sebuah tempat seperti saung yang atapnya menggunakan welit (dedaunan ilalang) yang ditata dengan rapih.
Oleh masyarakat sekitar, bale mangun digunakan sebagai tempat sedekah bumi.
“Jadi warga di sini yang memiliki hasil pertanian atau perkebunan dibawa ke bale mangun, dikumpulkan, didoakan, lalu dibagikan ke warga lainnya,” terangnya.
Ia menerangkan, maksud dari sedekah bumi tersebut diartikan sebagai sarana memanjatkan doa, agar selalu diberi keselamatan dan dijauhkan dari segala bencana.
“Masyarakat yang hidup di bumi ini tentu menginginkan agar aman dari bencana longsor, banjir dan semacamnya. Nah, untuk itu kita harus mengeluarkan sedekah bumi,” papar Misko.
Sementara itu, sumur keramat yang berada di area masjid tersebut, diyakini memiliki banyak manfaat untuk mengobati segala jenis penyakit medis maupun nonmedis.
“Khasiat air dari sumur keramat ini bisa mengobati penyakit dari (pengaruh) ilmu hitam, seperti kena santet atau yang lainnya, asalkan yakin dengan Yang Maha Pencipta,” kata Misko.
Yang tak kalah uniknya, sumur keramat di Masjid tersebut tidak memiliki saluran pembuangan. Bekas air wudu ataupun air dari orang yang mandi di tempat tersebut tidak ada salurannya.
“Saluran pembuangan atau comberannya tidak ada, comberannya ada di Desa Kecomberan Kecamatan Talun, jadi air bekas wudu itu (dipercaya, red) langsung ngalir kesana,” paparnya.
Selama bulan Ramadan ini, kegiatan keagamaan di Masjid Keramat Megu ini tidak pernah kosong. Justru sebaliknya, semakin meningkat.
Masyarakat kerap memanfaatkan Masjid Keramat Megu sebagai tempat untuk melakukan iktikaf (diam beberapa waktu di dalam masjid), khususnya pada hari-hari ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.