SUARA CIREBON – Jelang musim haji, muncul peringatan dari Kang Dedi Mulyadi atau KDM terkait larangan APBD digunakan untuk embayar ongkos naik haji (ONH) para pejabat.
Menurut KDM sangat tidak pantas. Pejabat itu orang yang mampu, memiliki cukup uang untuk membiayai ONH tanpa harus dibantu oleh APBD.
APBD yang ada, tutur KDM yang mentan Bupai Purwakarta, akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk kepentingan lain, terutama mengangkat derajat masyarakat yang tidak mampu.
“Tidak pantas kalau APBD malah digunakan untuk bayar ONH para pejabat,” tutur KDM dalam acara Halal Bihalal & Botram IPHI Jabar di Tajug Gede, Cilodong, Purwakarta, Sabtu, 27 April 2024.
Dedi Mulyadi, Ketua DKM Tajug Gede sekaligus inisiator pembangunan masjid tersebut mengingatkan kalau orang berhaji harus punya tekad kuat mengentaskan masalah dasar kemanusiaan.
“Maka itu, haji itu tak boleh hasil pinjaman bank seperti bank emok, bank keliling. Pejabat yang gajinya besar, naik haji ingin dari APBD atau APBN, ini juga tidak pantas. Lebih baik APBD itu untuk pendididikan, kemiskinan dan kesehatan masyarakat dulu,” kata KDM.
Menurut Kang Dedi Mulyadi, kalaupun mau dari APBD sifatnya juga harus selektif. Misalnya untuk mereka yang sangat berprestasi, sehingga memotivasi seluruh pejabat atau pegawai lainnya.
Sementara itu, Ketua IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Jawa Barat Dr. H. Ijang Faisal mengungkapkan para jemaah haji mengembangkan sikap dermawan.
Ijang Faisal memberi contoh apa yang dilakukan Kang Dedi Mulyadi (KDM) selama ini yang istiqomah dalam mengembangkan sikap kedermawanan kepada masyarakat luas, terutama yang membutuhkan uluran tangan.
“Yang dilakukan dan kiprah Ketua DKM Tajud Gede, Kang Dedi Mulyadi layat ditiru. Bisa jadi teladan. Ia identik ka buhun an dan juga Islam Sunda. Beliau sangat dermawan, jangan lantas kita minta ke beliau, tapi harus termotivasi meniru sikap dermawan seperti beliau,” kata Ijang Faisal.
Ijang Faisal juga menceritakan kegiatan di Tajug Gede, yang dulunya bahkan tempat prostitusi.
Oleh KDM dirubah dan dikembangkan untuk kegiatan memajukan syiar Islam. Dalam pembangunan masjid Tajud Gede, ada kesadaran untuk merubah mindset ummat agar lebih menyentuh permasalahan langsung yang dihadapi masyarakat.
“Apa yang dilakukan Kang Dedi Mulyadi menginspoirasi dan memotivasi siapapun untuk meneladani bagaimana beliau mengambangkan Syiar Islan dengan karya nyata dan langsung menyentuh persoalan masyarakat,” tutur Ijang Faisal.
“Buah saninten buah saninten, saninten di parapatan. Hapunten abdi hapunten, tina sagala kalepatan. Mohon maaf lahir bathin,” kata Ijang Faisal mengakhiri sambutannya.
Turut hadir dalam acara itu antara lain Sekda Pemkab Purwakarta, Karo Yansos Pemprov Jabar, Sekjen DPP IPHI, Rais Syuriah Nadhlatul Ulama Jabar, dan banyak sejumlah tokoh masyarakat dan agama setempat.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.