SUARA CIREBON – Seorang anak perempuan berusia 10 tahun, dikabarkan meninggal dunia di depan rumahnya saat berusaha keluar ketika gempa mengguncang wilayah Bandung Raya.
Anak perempuan itu bernama Aay, warga Kompleks Perumahan Taman Cibaduyut Indah, Kota Bandung. Meninggal dunia dalam pelukan ibunya saat menyelamatkan diri keluar rumah dari guncangan gempa.
Aay bersama orang tua dan keluarganya, termasuk warga kompleks perumahan di Kota Bandung tersebut, sempat keluar rumah begitu merasakan guncangan gempa.
Di halaman rumah, Aay mengeluh sakit. Tak lama kemudian meninggal dunia di pelukan mamahnya. Diduga serangan jantung karena panik setelah rumahnya diguncang gempa.
“Ini pas gempa diajak keluar rumah oleh mamahnya dan emanya. Sikon panik, paciweuh. Aay sempat ngomong sakit, dan meninggal dipelukan Mamahnya di luar halaman rumahnya di Taman Cibaduyut Indah Bandung,” tutur kerabatnya.
Aay meninggal dunia pada Sabtu hanya selang beberapa saat setelah gempa besar tengah malam pukul 23.30 WIB, 27 April 2024 lalu.
Gempa yang juga dirasakan kuat di Kota Bandung, berpusat di selatan Garut selatan. Kekuatannya mencapai Magnitudo atau M6,5.
Seperti diketahui, gempa dangkal juga mengguncang Bandung Raya pada Rabu 1 Mei 2024, bertepatan dengan Hari Buruh Internasional.
Gempa menggucang Bandung Raya pada pukul 10.06 atau Rabu siang, 1 Mei 2024. Berkekuatan mencapai Magnitudo atau M4,2.
Gempa yang mengguncang Bandung Raya bertepatan Hari Buruh Internasional 1 Mei merupakan gempa sangat dangkal. Berada di kedalaman hanya 4 kilometer dan berpusat di darat.
Badan Meterologi Klimatologi dna Geofisika (BMKG) mencatat, gempa Bandung Raya berada pada titik koordinat 7,20 Lintas Selatan (LS), 107,57 Bujur Timur (BT).
Guncangan gempa dirasakan cukup kuat di wilayah Bandung Raya. Meliputi Majalaya, Cibereum, Pangalengan, Soreang hingga Bandung Selatan sampai ke sebagian wilayah Garut utara di perbatasan dengan Bandung.
Pusat gempa, berdasar analisis BMKG terletak 20 km sebelah Tenggara Kabupaten Bandung, di wilayah dekat perbatasan dengan Garut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sejumlah daerah di Bandung Raya masih terus menginventarisasi kemungkinan adanya kerusakan dan korban.
BMKG mencatat, gempa yang mengejutkan warga Bandung Raya itu, berasal dari pergerakan di lempeng tektonik atau sesar Garut Selatan.
“Memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa di Bandung merupakan dampak pergerakan tektonik sesar Garut Selatan,” tutur Kepala BMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto.
Usai gempa pertama, sampai Rabu pukul 15.00 WIB, BMKG mencatat ada dua kali genpa susulan, namun dengan kekuatan lebih rendah.
“Kami meminta warga tetap tenang, Tidak panik. Namun tetap waspada. Segera mitigasi bencana dengan melihat kondisi rumah di daerah yang merasakan guncangan,” tutur Hartanto.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.