SUARA CIREBON – Rekaman percakapan berdurasi 5 menit 48 detik yang diduga dilakukan mantan Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadisastra bocor dan beredar di publik, Senin, 10 Juni 2024.
Dalam percakapan tersebut, suara diduga Sunjaya itu berbincang dengan seorang kader PDIP Kabupaten Cirebon melalui panggilan telepon terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) atau Pemilihan Bupati (Pilbup) Cirebon 2024.
Padahal, seperti diketahui, Sunjaya saat ini tengah menjalani hukuman di Lapas Sukamiskin, Bandung.
Dalam rekaman yang beredar melalui grup WhatsApp tersebut, Sunjaya dan lawan bicaranya membahas peluang istri Sunjaya, Hj Wahyu Tjiptanigsih, dalam mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan sebagai calon Bupati Cirebon di Pilkada 2024.
Terdengar dengan jelas, Sunjaya memanggil lawan bicaranya dengan sebutan Is. Sunjaya mempertanyakan keyakinan PDIP untuk tidak merekomendasikan mantan Bupati Cirebon sekaligus ketua DPC PDIP saat ini, Imron.
Dalam detik ke 59 rekaman terdengar suara Sunjaya yang menanyakan uang yang disiapkan Imron untuk Pilkada 2024 Kabupaten Cirebon itu, apakah masih tetap di angka Rp3 miliar atau telah ditambah.
Menanggapi pertanyaan Sunjaya, lawan bicaranya menjawab kekuatan finansial Imron berubah-ubah tapi hanya mampu di angka Rp5 miliar.
Tampak jelas dalam percakapan itu, Sunjaya enggan istrinya harus kembali dipasangkan dengan Imron oleh DPP, baik posisinya diubah menjadi Ayu-Imron sekali pun.
Sunjaya hanya berharap, Imron segera didrop supaya tidak mendapatkan rekomendasi sama sekali dari DPP PDIP. Sunjaya juga mengaku sudah melakukan komunikasi dengan petinggi partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut.
“Kalau saya sih gampang, kalau kemarin tidak ada Imron sudah tak beresi. Mas Andre, Mas Sukur dan Mas Hasto kan harusnya tahu saya. Tapi tetap saja, Imron harus ikut. DPP tetap aja Imron-Ayu atau Imron-Ayu. Itu yang saya gak seneng,” kata Sunjaya dalam percakapan tersebut.
Lalu lawan bicaranya memberi saran, agar Sunjaya mempersiapkan amunisi yang cukup, tanpa Imron. Masalahnya, baik lawan bicara maupun Sunjaya juga sepakat, bawa DPC PDIP Kabupaten Cirebon, minus kader.
Saat itu, Sunjaya mendesak apakah betul saat ini DPP sudah tidak mau merekom Imron. Lalu lawan bicaranya, meskipun tidak secara gamblang, memang menyebutkan memang benar
“Sekarang politisi paling berani itu, ya Pak Sunjaya. Sekarang itu, ya bapak telepon ibu dengan saya bawa duitnya, Pak ni siap dengan tanpa Imron,” jawab lawan bicara Sunjaya.
Sunjaya menegaskan, seharusnya DPP tahu jika dirinya tidak menghendaki Ayu dipasangkan dengan Imron di Pilkada Kabupaten Cirebon, baik dengan formasi Imron-Ayu maupun Ayu-Imron.
“Pokoknya Imron didrop aja,” kata Sunjaya.
Pembicaraan berakhir ketika Sunjaya mengaku akan kembali berkomunikasi dengan Ayu terkait masalah tersebut.
Rekaman percakapan tersebut, sontak menghebohkan dunia maya masyarakat Cirebon. Publik menilai, ternyata mantan bupati Cirebon yang tersangkut kasus korupsi itu, diduga masih berperan dalam politik Kabupaten Cirebon, termasuk kemungkinan masih cawe cawe saat pemerintahan Imron-Ayu.
Untuk diketahui saat ini, Ayu telah mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati (bacabup) melalui Partai Gerindra. Tidak hanya melalui DPC, Ayu pun melakukan pendaftaran sebagai bacabup melalui DPD Partai Gerindra Jawa Barat.
Sementara itu dihubungi secara terpisah, Sekertaris DPC Partai Gerindra Kabupaten Cirebon, Sofwan menanggapi dingin rekaman percakapan Sunjaya tersebut.
Menurutnya pendaftaran Ayu melalui Partai Gerindra tidak akan berpengaruh jika Ayu kembali ke PDIP. Begitu pun dengan koalisi Gerinda, Golkar dan Demokrat tidak akan terpengaruh.
“Kalau Ayu mau kembali lagi ke PDIP, ya silakan saja. Toh kami masih banyak kader,” tegasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.