SUARA CIREBON – Rumah Sakit (RS) tanpa kelas Mega Gotong Royong yang berlokasi di kawasan Pelabuhan Perikanan Ikan (PPI) Pantai Baron, Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, belum bisa memaksimalkan pelayanan layaknya RS pada umumnya.
RS yang masih sekelas pusat kesehatan desa (Puskesdes) yang hanya melayani masyarakat berobat dari pukul 08.00 sampai pukul 13.00 WIB itu, sementara ruang rawat inap hanya menjadi hiasan gudang kosong.
RS yang berdiri di atas lahan sekitar 5.000 meter di pinggir pantai, tidak ada kegiatan pelayanan apapun yang ada di RS tersebut, sementara beberapa ruang rawat inap tampak hanya berisi tempat tidur tanpa bad.
Beberapa fasilitas seperti kamar mandi dan toilet terlihat seperti bangunan yang tidak berpenghuni, RS tanpa kelas Mega Gotong Royong yang sudah beroperasi belasan tahun tersebut tidak tampak perubahan ke arah yang lebih maju layaknya RS yang menerima pelayanan kesehatan selama 24 jam, peralatan kesehatan pun tidak ditemui di beberapa ruang rawat inap,
Penjaga keamanan RS tanpa kelas Mega Gotong Royong, Ono Sumasno mengungkapkan, dirinya yang bertugas sebagai penjaga keamanan di RS tersebut harus bekerja ekstra karena harus memelihara kebersihan RS yang setiap hari harus tampak bersih.
Menurutnya sampai saat ini yang berjalan memang hanya pelayanan kesehatan biasa yang buka dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Petugas berjumlah 12 orang yang terdiri dari bidan dan perawat, mereka berasal dari beberapa daerah yang jauh dari Kecamatan Gebang seperti Majalengka, Brebes dan lainnya, mereka ditugaskan oleh DPP PDI Perjuangan dan bekerja secara sif dengan pembagian hari kerja masing-masing setiap hari datang tiga petugas.
“Kalau setiap hari sih ada saja yang datang berobat bukan saja dari Desa Gebang Mekar tapi juga desa tetangga mungkin karena cocok berobat di sini,” terangnya, Rabu, 12 Juni 2024.
Nono menyampaikan, untuk kegiatan layanan kesehatan ini hanya sebatas pelayanan pemeriksaan kesehatan biasa tanpa ada pelayanan rawat inap, masyarakat yang datang berobat ke RS tanpa kelas Mega Gotong Royong Gebang ini, mungkin karena memanfaatkan pengobatan yang dilakukan di sini gratis.
Kalau melihat lokasi RS tanpa kelas Mega Gotong Royong ini, diakui Nono, lokasinya jauh dari permukiman masyarakat sehingga masyarakat lebih memilih berobat di Polindes atau Puskesmas yang akses jalannya lebih mudah dan lebih cepat.
“Kalau dibilang rumah sakit ini berfungsi karena memang setiap hari ada pelayanan. Cuma mungkin saja tidak ada perkembangan kemajuan seperti rumah sakit pada umumnya,” ungkapnya.
Terkait apakah sering ada petinggi dari DPP PDI Perjuangan yang melakukan peninjauan kegiatan yang ada di RS tanpa kelas Mega Gotong Royong, Nono mengakui beberapa waktu lalu pernah didatangi orang kepercayaan pengurus DPP PDIP Perjuangan yang juga asal Desa Gebang Mekar yaitu Profesor Rohmin Dahuri bersama dokter yang bertanggung jawab di RS tanpa kelas Mega Gotong Royong yang saat ini juga bertugas di RS Permata Cirebon.
Kedatangannya ke lokasi RS tanpa kelas Mega Gotong Royong tersebut, lanjutnya, bertujuan untuk melihat kondisi RS dan informasinya bahwa RS tanpa kelas Mega Gotong Royong direncanakan ke depan akan dilakukan rehab total terutama dari sisi bangunannya dan juga peralatan kesehatan.
“Beberapa waktu lalu memang ada orang kepercayaan Pak Rokmin bersama dokter memantau rumah sakit ini dan katanya akan dilakukan rehab total,” jelasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.