SUARA CIREBON – Sedih mendapatkan info dari kawan kawan pengusaha di Kota Cirebon. Saat ini tengah menanggung beban hidup yang sangat berat yang mereka jalani saat ini.
Begitu isi curhatan seorang warga Kota Cirebon,pengamat sosial yang juyga budayawan, Suhu Jeremy Huang.
Suhu Jeremy menungkapkan berbagai kepedihan dan kepiluan dari warga Kota Cirebon yang tengah dirasakan saat ini.
Bulan Juni dan Juli 2024 ini adalah bulan yang paling berat bagi perdagangan. Karena umumnya orang tua mempersiapkan uangnya untuk biaya sekolah-anaknya, termasuk biaya liburan sekolah anaknya.
Minimal mereka harus membeli seragam baru, tas baru, sepatu baru, buku baru, termasuk berbagai pembiayaan bagi anak yang baru masuk jenang sekolah dari SD sampai perguruan tinggi.
Disisi lain, kini mereka tertekan juga harus bayar PBB (Pajak Bumi Bangunan) di Kota Cirebon yang naiknya paling rendah 100 persen dan paling tinggi 1000 persen.
“Pak Suryapranata, bahkan harus menanggung bayar kenaikan PBB sampai 1000 persen. Saat VOC atau Belanda berkuasa, kebetulan saya belum pernah membaca ada kenaikan pajak sampai 1000 persen,” tutur Suhu Jeremy, Senin 17 Juni 2024.
Mereka juga terbebani perekonmian nasional yang tidak baik-baik saja. Dollar dalam beberapa bulan ini selalu di atas Rp.16.000. Belum pernah turun dari 16.000.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup di level Rp.16.412 per dolar AS. Mata uang Garuda melemah 142 poin atau minus 0,87 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Berdasarkan data Google Finance per Senin 17 Juni 2024 siang ini, Dolar AS berada di posisi Rp.16.440 atau turun 0,29 persen.
Meski begitu, dolar AS sempat berada pada level Rp16.486 alias hampir menyentuh Rp16.500.
“Naiknya dollar ini akan mengakibatkan harga harga naik. Dapat merangsang inflasi, ini berarti daya beli masyarakat semakin turun. Ini skenario yang mengerikan,” tutur Suhu Jeremy.
Sementara itu elite partai politik sibuk koalisi untuk Pilkada 2024. Hanya melulu sibuk koalisi untuk pemerintahaan yang baru terpilih.
Entah apa yang ada di benak mereka. Semua berkata Ingin memajukan Kota Cirebon, degan berbagai slogan.
Namun untuk satu hal yang langsung berhubungan dengan masyarakat, seperti kenaikan PBB yang ugal-ugalan, mereka semua diam.
“Saya belum lihat elite parpol, para calon walikota boro-boro mengutamakan memperhatikan kondisi ekonomi rakyat atau warga Kota Cirebon. Mereka hanya sibuk mengobral slogan, membawa Kota Cirebon naik ke langit tujuh, memabukan,” tutur Suhu Jeremy.
Mereka tidak pernah sensitif misalnya saat ada perusahaan yang tutup seperti BATA yang terpaksa mem PHK ribuan karyawan.
Jika dollar tidak dikendalikan, takut nantinya akan banyak perusahaan yang tutup karena umumnya bahan baku impor.
Naiknya dollar pasti menaikkan kacang kedelai, beras dan gula serta bawang putih dan gandum karena umumnya impor.
“Belum lagi perang Rusia Ukrania belum reda. Ketegangan di Timur tengah di Jalur Gaza belum reda, membuat perdagangan dunia pun dalam ketidakpastian. Situasi global pun tidak mendukung, ini saling kait mengkait,” tutur Suhu Jeremy.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.