SUARA CIREBON – Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Kalipasung, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Casmari, yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK), mendadak pingsan di tengah jalan, saat berada di Taichung, Taiwan.
Casmari pun langsung dibawa ke Rumah Sakit Zhushan Shuchuan Nantou, Taiwan. Hasil pemeriksaan medis RS Zhushan Shuchuan Nantou menunjukkan Casmari mengalami penyakit ginjal stadium 4.
Kabar tersebut disampaikan seorang PMI, Marzuki Yazid yang berkesempatan menengok Casmari, saat menghadiri Komisi Konservasi Tuna Sirip Biru Selatan (CCSBT) di Taiwan, beberapa waktu lalu. Menurut Marzuki, kondisi Casmari kini sudah siuman dan membaik.
“Alhamdulillah anak itu tertolong dan sekarang dalam proses saya urus kepulangan ke Indonesia, saya sudah titip ke kolega saya disana untuk diurus,” kata Marzuki, melalui pesan WhatsApp-nya, Rabu, 23 Oktober 2024.
Marzuki menuturkan, kabar adanya ABK asal Indonesia yang mengalami pingsan di jalan akibat penyakit ginjal stadium 4, diketahui dari informasi yang beredar di media sosial terkait open donasi untuk penanganan medis ABK tersebut.
“Setelah saya tengok, usai menghadiri meeting CCSBT di Taiwan pada 6 Oktober 2024 lalu, ternyata tetangga saya sendiri di Desa Kalipasung, Casmari,” ujarnya.
Marzuki menjelaskan, berdasarkan hasil obrolannya dengan Casmari, diketahui, yang bersangkutan berangkat ke Taiwan pada tanggal 10 November 2023 lalu. Setelah sampai di Taiwan dilakukan medical cek up hasilnya fit. Namun setelah bekerja 6 bulan sebagai nelayan ABK, dilakukan medical cek up ulang dan hasilnya meragukan.
“Karena meragukan, oleh pihak perusahaan dan agency, dilakukan medical cek up sekali lagi dan hasilnya unfit bahkan diketahui penyakit ginjal stadium 4. Oleh majikan (perusahaan, red) dan agency, Casmari pun disarankan pulang ke Indonesia untuk berobat. Casmari pun diberi tiket pemulangan dan memberi uang senilai 15 ribu NT$,” kata Marzuki.
Dalam perjalanan pulang ke Indonesia, Casmari menaiki pesawat menuju Taicung. Ia seharusnya melanjutkan terbang menaiki pesawat tujuan Indonesia.
“Tapi saat hendak melanjutkan perjalanan atau pindah pesawat menuju Indonesia, Casmari meninggalkan bandara dan kabur. Setelah kabur 2,5 bulan, penyakit yang diderita bertambah parah hingga pingsan di jalan. Akhirnya seorang temannya sesama PMI membawa Casmari ke rumah sakit,” terangnya.
Menurut Marzuki, alasan mengapa ketika disuruh pulang berobat ke Indonesia malah kabur, Casmari mengaku punya beban ekonomi keluarga setelah ditinggal orang tuanya. Casmari menjadi tulang punggung keluarga.
“Saya aneh dengan agen yang memberangkatkan Casmari, lantaran cek kesehatannya yang baru 6 bulan di Taiwan, sudah stadium 4. Pasti sebelumnya ada penyakit dan diloloskan sama tim agen,” ujarnya.
Saat ini, setelah Casmari sudah mulai membaik kesehatannya, pihaknya berkonsentrasi untuk mengupayakan pemulangan Casmari ke Kampung halaman di Desa Kalipasung.
“Mohon dukungan dan perhatiannya agen pengirim dan penyalur di Taiwan, Kepala Desa Kalipasung dan Pemda Kabupaten Cirebon, Kemenlu dan KDEI di Taiwan, KKP Republik Indonesia semoga semuanya dimudahkan untuk menuju sanak keluarga di kampung halaman,” harapnya.
Sementara salah seorang teman Casmari yang bekerja di Taiwan, Ilman menjelaskan, tiga komunitas PMI Taiwan asal Cirebon, Persatuan Organisasi Gebang Cirebon (POGC) Gebang Penghu, Wong Soetajaya, telah memberikan donasi untuk biaya perawatan Casmari di RS.
“Karena Casmari PMI kaburan (yang kabur, red) sehingga agak repot mengurus kepulangannya, beda dengan PMI resmi yang mudah proses pemulangannya. Tapi insyaallah Casmari dalam minggu ini sudah bisa dipulangkan ke Indonesia. Selama melakukan berobat jalan masih kita tanggung oleh temen-temen di sini, mohon doanya semoga dilancarkan dan dimudahkan prosesnya,” ujar Ilman.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.