SUARA CIREBON – Sama-sama tim transisi, namun ada perbedaaan sangat mendasar antara bentukan Bupati Indramayu terpilih Lucky Hakim dengan Wali Kota Cirebon terpilih Effendi Edo.
Lucky Hakim, bersama pasangannya, Wakil Bupati Indramayu terpilih, Syaefudin telah membentuk dan merilis tim transisi pemerintahan.
Tim adhoc ini dibentuk akhir Desember 2024 lalu untuk memuluskan proses pergantian kepemimpinan pemerintahan di Indramayu dari Nina Agustina sebagai bupati lama, ke bupati baru Lucky Hakim.
Pada saat sama, di Kota Cirebon, Effendi Edo bersama Wakil Wali Kota Cirebon terpilih, Siti Farida Rosmawati, juga membentuk tim transisi.
Tujuannya sama, untuk memuluskan saat keduanya manggung sebagai pimpinan pemerintahan di Kota Cirebon untuk periode 2025-2030.
Bedanya, tim transisi Effendo Edo – Siti Farida, justru diinisiasi oleh jajaran Pemerintahan Kota atau Pemkot Cirebon yang dipimpin Penjabat Wali Kota Agus Mulyadi.
Pj Wali Kota Cirebon Agus Mulyadi memulainya dengan mengundang Effendi Edo dan Siti Farida ke Balai Kota untuk diperkenalkan dengan jajaran di pemerintahannya.
Seluruh pejabat penting dihadirkan, dari mulai Sekertaris Daerah (Sekda), Asissten Sekda, para kepala bagian hingga kepala dinas dan badan.
Momen pertemuan pada pertengahan Desember 2024 tersebut, selain berkenalan, juga atas restu Effendi Edo dan Siti Farida, Agus Mulyadi menyiapkan tim transisi.
“Kami mempersiapkan tim transisi untuk kelancaran saat proses pergantian pimpinan pemerintahan di Kota Cirebon,” tutur Agus Mulyadi.
Effendi Edo menyambut baik tim transisi yang disiapkan Agus Mulyadi. Ia juga akan mengkoordinasikan dengan para partai pendukung untuk sinkronisasi agar saat menduduki jabatan bisa langsung bekerja mewujudkan visi dan misi serta janji kampanyenya.
“Nanti akan ada koordinasi dengan tim dari para parpol pendukung. Dengan begitu akan ada sinkornisasi program,” tutur Edo.
Beda tim transisi Kota Cirebon, beda lagi tim transisi bentukan Lucky Hakim – Syaefudin. Tim ini semuanya berisi orang yang di luar pemerintahan atau Pemkab Indramayu.
Tim transisi Lucky Hakim berisi mantan pejabat, partai pemenang dan para relawan serta tim kampanye.
Figur-figur yang ada di tim transisi Lucky Hakim tidak memiliki bekal cukup untuk memahami kondisi existing di tubuh pemerintahan Indramayu saat ini.
Tim transisi Effendi Edo lebih sebagai persiapan pergantian pimpinan sebagai proses administratif.
Sedangkan tim transisi Lucky Hakim masih dipahami sebagai mometum politik. Padahal even politiknya sendiri sudah berlalu dengan berakhirnya Pilkada Serentak 2024.
“Lucky masih memahami tim transisi sebagai proses politik. Itu pula isinya orang luar dan mantan birokrat. Padahal titik beratnya lebih berisfat administratif. Kita tidak tahu apa ada kendala atau memang pehamamannya yang beda,” tutur KH Amsori, pengamat politik di Indramayu.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.