SUARA CIREBON – Cuaca buruk yang melanda Kabupaten Cirebon dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah, di antaranya, tembok penahan tanah (TPT) Sungai Cipager di Kelurahan Kemantren, Kecamatan Sumber yang mengalami abrasi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mencatat, dalam dua pekan terakhir wilayan ini kerap dilanda bencana hidrometeorologi, yakni bencana alam yang terjadi akibat aktivitas cuaca berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, gelombang pasang, dan kekeringan.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalop) BPBD Kabupaten Cirebon, Faozan mengatakan, hujan deras yang turun dalam beberapa hari belakangan ini, telah membuat debit air Sungai Cipager mengalami peningkatan. Derasnya debit air sungai tersebut mengakibatkan TPT mengalami abrasi, pada Selasa, 28 Januari 2025 sekitar pukul 05.30 WIB.
Menurut Faozan, TPT yang mengalami longsor berada di Blok Pekuwon, RT 02, RW, 01 Kelurahan Kenanga, Kecamatan Sumber. Longsornya TPT tersebut disebabkan arus deras dari peningkatan debit air Sungai Cipager.
“Karena arus deras dan debit air yang tinggi dari Sungai Cipager,” ujar Faozan, Rabu, 29 Januari 2025.
Menurut Faozan, pihaknya telah melakukan asesmen dampak kejadian tersebut. Hasilnya, TPT dengan tinggi 12 meter itu mengalami ambles sepanjang 35 meter.
“Kondisi mutakhir, adanya retakan tanah di bagian atas samping TPT,” paparnya.
Untuk diketahui, sebelumnya, bencana hidrometeorologi juga terjadi di Dusun 1 RT 04, RW 01, Desa Cisaat, Kecamatan Dukupuntang pada Senin, 27 Januari 2025 sekitar pukul 17.30 WIB. TPT dengan tinggi 3 meter mengalami longsor sepanjang 11 meter.
Kondisi tersebut mengakibatkan sejumlah rumah warga terancam longsor. Bahkan, rumah milik Safrudin yang dihuni 5 jiwa terdampak bencana tersebut. Dimana, dinding kamar dengan panjang 3,60 meter dan tinggi 3,5 meter mengalami ambruk.
“Hasil asesmen yang kami lakukan, penyebabnya adalah adanya rembesan air dari saluran irigasi yang masuk ke bawah rumah yang mengakibatkan TPT mengalami longsor,” kata Faozan.
Sedangkan di Desa Plumbon Kecamatan Plumbon, bencana akibat hujan deras telah menyebabkan rumah warga di Blok Kemuning, RT 17, RW 06, mengalami ambruk pada seluruh bagian atapnya. Ambruknya atap rumah yang dihuni 6 jiwa itu juga disebabkan kondisi atap yang sudah lapuk.
“Kejadiannya pada hari Minggu 25 Januari 2025, pukul 23.30 WIB. Penyebabnya hujan deras dan kondisi rumah yang sudah lapuk. Rumah tersebut tidak bisa ditempati oleh pemiliknya, kemudian dilakukan penanganan swadaya masyarakat,” paparnya.
Bencana hidrometeorologi juga terjadi di Desa Gamel, Kecamatan Plered pada Minggu (25/1/2025) sekitar pukul 21.30 WIB. TPT Sungai Cikenanga mengalami abrasi di beberapa titik akibat derasnya arus sungai tersebut.
Di Blok Krasag RT 01, RW 01, TPT setinggi 2 meter tergerus air sepanjang 19 meter. Di titik berikutnya di Blok yang sama, TPT longsor sepanjang 11 meter. Kemudian di Blok Krasag, RT 02, RW 01, TPT yang terkena abrasi mencapai 12,5 meter dan di Blok Karangrame, RT 01, RW 02, TPT mengalami abrasi sepanjang 10 meter.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.