SUARA CIREBON – Sebanyak 77 pemuda warga Kabupaten Cirebon dinyatakan memenuhi syarat untuk bekerja di Jepang. Semula, pemuda kategori warga tidak mampu namun berprestasi yang akan diberangkatkan ke Jepang mencapai 130 orang.
Wakil Bupati (Wabup) Cirebon, H Agus Kurniawan Budiman, mengatakan, antusiasme masyarakat cukup tinggi dalam mengikuti program yang merupakan visi-misi Bupati Cirebon tersebut. Sejak dibuka secara daring beberapa waktu lalu, lanjut Wabup, masyarakat yang mendaftar mencapai 1.004 orang.
Setelah melalui sejumlah tahapan seleksi, jumlah pendaftar terus tersaring dari 500 orang hingga menjadi 130 orang.
“Dari rencana awal 130 orang yang akan diberangkatkan, sekarang yang terverifikasi memenuhi syarat di gelombang pertama ada 77 orang,” ujar Jigus, sapaan akrab Wabup, Rabu, 20 Agustus 2025.
Menurut Jigus, dari 77 orang tersebut, semuanya merupakan warga Kabupaten Cirebon yang tersebar hampir merata di tiap kecamatan. Mereka telah ditetapkan sebagai calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan diberangkatkan ke Jepang.
Para calon PMI tersebut nantinya akan bekerja selama tiga tahun dan bisa diperpanjang selama dua tahun.
“Programnya tiga tahun nanti bisa diperpanjang dua tahun. Kalau keseluruhan sih bisa nyampe 10 tahun,” terang Jigus.
Sebelum diberangkatkan ke negara tujuan, puluhan calon PMI tersebut akan dibekali pelatihan dan keterampilan oleh lembaga pelatihan ISO Jepang selama tiga bulan.
“Untuk latihan biaya ditanggung pemerintah daerah. Kalau (biaya, red) pemberangkatannya bisa dibayar setelah yang bersangkutan bekerja,” paparnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Sekolah ISO Jepang, Asep Listianto, menyampaikan, bidang pekerjaan yang paling banyak saat ini untuk laki-laki adalah manufaktur industri otomotif. Sedangkan untuk perempuan adalah perakitan elektronik.
“Laki-laki rata-rata di otomotif, ada juga di pengolahan makanan,” kata Asep.
Menurut Asep, 77 orang yang akan diberangkatkan telah melalui sejumlah tahapan proses. Mereka yang terverifikasi merupakan orang-orang yang memenuhi kualifikasi dari sisi administrasi, fisik, dan kesehatan.
“Memang untuk yang lainnya (yang tersisih, red) bisa dikatakan tidak bisa berlanjut karena masalah kesehatan,” jelas Asep.
Sebelum berangkat ke Jepang, para calon PMI ini harus melewati pelatihan bahasa dan budaya Jepang di lembaga yang dipimpinnya, yakni ISO Jepang selama 30 hari. Nantinya, mereka akan direkomendasikan ke pengguna langsung, yang salah satunya adalah perusahaan yang bergerak dalam perakitan industri otomotif dan perakitan elektronik.
Ia menambahkan, pihak perusahaan Jepang sengaja mencari pekerja dari Indonesia akibat berkurangnya pertumbuhan sumber daya manusia di Jepang. Kondisi ini tentu menjadi salah satu peluang besar untuk masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat Kabupaten Cirebon untuk mengisi kekosongan tersebut.
Seperti kita ketahui, tahun ini Jepang membuka lowongan Specified Skilled Worker (SSW) untuk 820 ribu orang.
“Kami pun tiap bulannya masih ada terus wawancara dengan pihak end user Jepang,” ujarnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.