SUARA CIREBON – Pascatragedi perusakan dan penjarahan yang terjadi di Gedung DPRD Kabupaten Cirebon, sejumlah petugas dari berbagai instansi mulai melakukan pembersihan puing-puing yang ditinggalkan para pelaku, Senin, 1 September 2025.
Pantauan Suara Cirebon di Gedung DPRD Kabupaten Cirebon, petugas yang turut dalam kegiatan pembersihan di antaranya dari unsur BPBD, Damkar, Satpol-PP, TNI dan unsur lainnya.
Ditemui di lokasi, Kasatpol PP Kabupaten Cirebon, Imam Ustadi, mengatakan, pihaknya turut membantu membersihkan gedung DPRD yang dalam kondisi porak poranda. Guna membantu membersihkan gedung DPRD itu, pihaknya mengaku menurunkan hampir 100 personel.
“Hampir 100 personel yang diturunkan untuk membantu membersihkan gedung DPRD ini. Tidak hanya kami, unsur lain juga turut bergotong royong membantu membersihkan gedung DPRD ini,” kata Imam.
Imam mengaku dalam kegiatan bersih-bersih gedug DPRD tersebut, pihaknya menemui sejumlah kendala. Kendala yang dihadapi, salah satunya adalah minimnya alat kebersihan, sehingga proses pembersihan membutuhkan waktu yang lama.
“Kalau dengan peralatan seperti yang sekarang digunakan, sepertinya semua baru bisa selesai dalam waktu dua hari,” tandasnya.
Terpisah, Sekda Kabupaten Cirebon, Hendra Nirmala, mengatakan, tidak hanya gedung dewan yang terkena imbas demonstrasi rusuh tersebut. Selain gedung DPRD, menurut Hendra, aset Diskominfo dan Dinas LH juga ikut terdampak.
Saat ini pihaknya masih menunggu laporan dari dinas terkait serta pihak dewan, berapa estimasi kerugian yang ditimbulkan akibat peristiwa tersebut.
“Pada prinsipnya kami sedang menginventarisir berapa barang yang hilang, berapa barang yang rusak serta gedung mana yang rusak. Nanti Inspektorat yang akan menghitungnya,” kata Hendra.
Seperti diketahui, aksi unjuk rasa yang dilakukan ribuan orang, pada Sabtu, 30 Agustus 2025 kemarin, berubah menjadi Aksi perusakan, pembakaran dan penjarahan Gedung DPRD Kabupaten Cirebon.
Sekretaris DPRD (Sekwan) Kabupaten Cirebon, Asep Pamungkas, mengatakan, massa tidak hanya merusak fasilitas gedung dan barang, tetapi juga menjarah apa saja yang ditemukan, termasuk puluhan unit komputer.
“Asli kami tidak menyangka gedung dewan akan menjadi target aksi unjuk rasa yang berujung penjarahan. Karena itu kami tidak memikirkan untuk mengamankan aset dewan termasuk ratusan komputer dan CPU yang berisi data-data penting. Semua data dan kinerja dewan ada di komputer yang dijarah,” ujar Asep, Minggu, 31 Agustus 2025.
Asep mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menghitung berapa kerugian yang terjadi akibat kejadian tersebut.
“Kalau secara prediksi, jumlah kerugian yang terjadi akibat penjarah Sabtu kemarin di angka puluhan miliar,” tuturnya.
Ditanya apakah kegiatan dewan dan sekretariatan akan diliburkan? Asep mengaku semua tetap berjalan seperti biasa.
“Hanya masalahnya, kami belum tahu di ruangan mana mereka akan bekerja, karena semua ruangan sudah hancur,” katanya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.