SUARA CIREBON – Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon optimistis daerahnya memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi “Yogyakarta-nya Jawa Barat”.
Keyakinan tersebut didasari oleh kekayaan sejarah dan budaya yang kuat, serta keberadaan sejumlah keraton yang menjadi ciri khas Kota Cirebon.
Hal itu dikemukakan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, Senin, 27 Oktober 2025.
Agus Sukmanjaya menjelaskan, potensi yang dimiliki Kota Cirebon sangat memungkinkan bahkan dinilai bisa melampaui Yogyakarta, jika dikelola secara berkelanjutan dan kolaboratif.
“Kita harapkan memang sangat memungkinkan, bahkan mungkin bisa melebihi Jogja, karena kalau melihat potensi dan keunggulan, terutama dari sisi budaya, Cirebon memiliki lebih banyak keraton dibandingkan dengan Jogja,” jelasnya.
Selain memiliki keraton terbanyak, ditambahkan Agus, warisan budaya Cirebon juga dinilai lebih tua.
“Selain kita (Kota Cirebon) memiliki keraton terbanyak, warisan budayanya juga lebih tua dan ditambah berbagai karya seni serta tradisi yang lahir dari lingkungan keraton,” tambahnya.
Menurut Agus, saat ini Pemkot Cirebon tengah berupaya memetakan kawasan wisata yang memiliki nilai sejarah untuk dikembangkan menjadi destinasi unggulan.
“PR kita adalah bagaimana memetakan kawasan-kawasan wisata yang ada. Arah ke sana sudah mulai dilakukan, meski prosesnya cukup panjang,” katanya.
Agus mengungkapkan, sejumlah langkah konkret telah dijalankan oleh Pemerintah Kota Cirebon.
“Tahun lalu, Pemkot mulai melakukan penataan di kawasan Kampung Arab Panjunan, sementara pada tahun ini fokus diarahkan ke kawasan Pecinan dan Keraton, termasuk pemasangan signage (penunjuk arah dan informasi budaya),” ungkapnya.
Selain itu, Agus menyampaikan, kawasan kota tua juga menjadi perhatian utama. Pemkot telah mengaktifkan kembali beberapa titik bersejarah seperti Gedung Bundar dan Pelabuhan Cirebon yang kini tengah disulap menjadi ruang kegiatan seni dan budaya.
“Gudang-gudang tua di kawasan pelabuhan sedang disiapkan untuk penyelenggaraan Festival Komunitas Seni Media (FKSM) yang bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan. Setelah FKSM di bulan November, kegiatan komunitas akan terus kita dorong agar narasi sejarah Cirebon semakin hidup,” ujarnya.
Agus juga menegaskan, pihaknya telah mengupayakan untuk menjadikan Kota Cirebon sebagai pusat budaya dan sejarah. Terkait hal itu, pihaknya menginginkan keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah, komunitas seni, hingga masyarakat lokal, menjadi kunci keberhasilan.
“Ini proses panjang dan pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Keterlibatan semua stakeholder sangat penting,” tegasnya.
Melalui langkah bertahap dan kolaborasi lintas sektor, Pemkot Cirebon berharap citra kota ini sebagai pusat budaya, sejarah, dan kreativitas dapat semakin kuat dan benar-benar menjadikan Kota Cirebon sebagai “Yogyakarta-nya Jawa Barat.”***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.