SUARA CIREBON – Kabupaten Cirebon memiliki potensi bencana yang beragam, dari mulai, angin puting beliung, kekeringan, tanah longsor, hingga banjir.
Ketika musim hujan seperti saat ini, bencana hidrometeorologi termasuk banjir, yang mungkin timbul harus menjadi fokus kewaspadaan masyarakat.
Hal itu dikemukakan Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, terkait potensi bencana yang harus diwaspadai masyarakat saat musim hujan, Rabu, 19 November 2025.
Ikin menegaskan, kesiapsiagaan masyarakat menjadi faktor penting untuk menekan risiko bencana banjir. Ia mengatakan, masyarakat perlu memahami dan melakukan upaya yang bisa menyelamatkan nyawa.
“Masyarakat perlu memahami apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah banjir. Sehingga upaya sederhana bisa menyelamatkan nyawa,” ujar Ikin Asikin.
Kalak BPBD itu mengimbau masyarakat untuk melakukan langkah pencegahan sejak dini dan melakukan beberapa tindakan penting yang dinilai mampu mengurangi potensi kerugian saat puncak hujan datang.
Beberapa tindakan penting itu adalah, menguras dan menutup sarang nyamuk untuk menghindari penyakit DBD, membuat sumur resapan sebagai upaya menahan limpasan air hujan.
Kemudian, menyediakan karung pasir untuk penghambat air saat intensitas hujan meningkat, meninggikan rumah atau membuat tanggul sederhana bagi warga yang berada di wilayah rawan, membersihkan sampah di selokan dan sungai agar aliran air tidak tersumbat.
Selain itu, mengamankan peralatan elektronik dari kemungkinan terendam air, menyediakan bak penyimpanan air bersih, menyiapkan jas hujan dan payung untuk aktivitas luar ruangan.
“Pencegahan adalah langkah paling murah dan paling mudah,” kata Ikin.
Ketika banjir mengancam, Ikin meminta masyarakat untuk tetap tenang dan mematuhi instruksi petugas. Ketika air mulai naik, Ikin meminta warga untuk fokus pada keselamatan dengan mematikan seluruh peralatan listrik untuk menghindari korsleting, mengamankan barang elektronik dan barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
Selain itu, masyarakat juga diminta menampung air bersih sebelum aliran air terganggu, memeriksa kebocoran rumah agar tidak menjadi jalur masuknya air, memastikan sumur resapan berfungsi dengan baik serra mengikuti seluruh instruksi dari petugas BPBD atau aparat desa.
“Kepatuhan warga dapat mempercepat proses evakuasi jika dibutuhkan. Ikuti arahan demi keselamatan bersama. Kami pastikan petugas di lapangan bekerja sesuai prosedur,” terangnya.
Begitupun setelah banjir surut, Ikin mendorong masyarakat untuk memastikan lingkungan aman dan sehat. Karena ketika banjir surut, permasalahan pascabanjir pun mulai muncul. Penyakit pascabanjir seperti leptospirosis, gatal-gatal, dan diare kerap muncul jika kebersihan tidak diperhatikan.
Karenanya, Ikin mengimbau masyarakat untuk pemberantasan sarang nyamuk, menggunakan kaporit jika sumur terkontaminasi air banjir, mengonsumsi air minum dalam kemasan atau merebus air hingga benar-benar mendidih, memeriksa kembali instalasi listrik dan gas sebelum dipasang, menggunakan sepatu karet dan sarung tangan saat membersihkan rumah, dan mewaspadai tanda-tanda penyakit pascabanjir.
Ikin mengingatkan masyarakat agar menghubungi 112 (bebas pulsa) untuk mendapatkan penanganan cepat ketika menghadapi keadaan darurat.
“Jangan ragu menghubungi 112. Layanan ini tersedia 24 jam untuk membantu masyarakat,” tegasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.