Agar Pencarian TKW Diproses, Minta Keluarga Lapor Secara Resmi ke Disnaker Kabupaten Cirebon
SUMBER, SC- Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh, Sa’dullah Affandi menegaskan kesiapannya membantu menemukan keberadaan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kabupaten Cirebon, Carmi yang disebutkan hilang sejak 31 tahun lalu. Menurut pria yang akrab disapa Sa’dun, Carmi akan mudah ditemukan bila data-data yang dilaporkan ke KBRI lengkap.
“Datanya harus lengkap, kalau datanya lengkap dan bisa terlacak, nanti pemerintah arab akan langsung kita surati dan meminta majikannya untuk melapor,” ujar Sa’dun saat dikonfirmasi via WhatsApp (WA), Selasa (30/7).
Saat ini, pihaknya masih akan melakukan pengecekan data TKW tersebut. Karena, pihaknya belum mengetahui kasus hilangnya Carmi sudah dilaporkan ke KBRI atau belum. “Kalau secara (laporan) pribadi, sudah ada yang menyampaikan kepada saya,” kata dia.
Sa’dullah menjelaskan, saat ini pihak KBRI masih kesulitan mendeteksi keberadaan Carmi. Pasalnya, data terkait yang diterimanya masih sangat lemah. Untuk itu pihaknya masih sangat membutuhkan data yang cukup lengkap guna mempermudah pencarian.
“Ya data yang saya terima sangat minim. Saya cek di data aduan memang belum ada yang masuk. Jadi saya sarankan agar keluarga membuat aduan ke disnaker biar nanti dinas bikin aduan resmi sebagai rujukan balasan dan eksekusi kami,” tegas Sa’dullah.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, Rahmat Sutrisno mengklaim telah berupaya menekan angka Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal. Upaya itu dilakukan melalui Layanan Terpadu Satu Pintu (LSTP).
Layanan tersebut, lanjyt Rahmat, berada di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Cirebon dan telah melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat untuk mendeteksi perusahaan jasa tenaga kerja di Indonesia.
“Untuk menekan itu kami sudah mulai intens dengan yang ada di Jakarta. Bandingkan saja dengan kota dan kabupaten lain di luar cirebon,” jelas Rahmat saat ditemui di Makodim 0620 Cirebon, Selasa (30/7).
Rahmat mengatakan, sejauh ini memang ada anggapan yang menyebutkan Kabupaten Cirebon sebagai salahsatu “lumbung” TKW. Namun, dengan adanya layanan LTSA Disnaker jumlah PMI ilegal dapat ditekan.
Unsur terkait di dalam layanan tersebut, imbuhnya, terdiri dari Disnaker, Imigrasi, Kepolisian, dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil). “Mudah-mudahan kedepannya tidak ada lagi PMI (ilegal), saat ini masih terus kami tekan. Coba tanya daerah lain apakah sudah membentuk tim (LTSA) itu,” ujarnya.
Sebelumnya, pasangan suami istri warga Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Ilyas (85) dan Warniah (75) misalnya. Keduanya masih terus menanti kedatangan anak pertamanya, Carmi yang bekerja sebagai TKW di Arab Saudi. Carmi merupakan anak pertama dari 10 bersaudara yang sudah bekerja selama 31 tahun di Riyad, Arab Saudi.
Hingga kini ia tak kunjung pulang. Padahal, berbagai upaya sudah dilakukan pihak keluarga agar Carmi bisa kembali ke pelukan mereka.
Dalam balutan kesedihan, Ilyas menceritakan keberangkatan putri kesayangannya itu ke Arab Saudi. Ilyas menuturkan, Carmi berangkat ke Arab Saudi sejak 1988 melalui PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa.
“Saya masih ingat betul, anak saya berangkat setelah lulus SD. Dia lulus SD tahun 1987, tahun berikutnya dia memberanikan diri berangkat. Ya belum punya KTP, pakainya surat keterangan dan yang ngurusnya ya sponsor, tapi (owner) sponsornya sudah meninggal,” ujar Ilyas, Minggu (28/7).
Menurut Ilyas, selama tiga tahun keberangkatan Carmi, Ilyas hanya beberapa kali mendapatkan kabar darinya melalui surat. Namun, di tahun keempat, lima dan enam tidak ada kabar lagi. Sehingga di tahun ketujuh Ilyas dan keluarga mendatangi PT di Jakarta yang memberangkatkan Carmi. Dan saat itu, Ilyas sempat berkomunikasi lewat telepon.
“Terakhir mendapatkan kabar itu waktu Carmi sudah tujuh tahun di sana. Setelah itu, sampai sekarang tidak ada kabar-kabar lagi,” ujar Ilyas.
Saat itu, lanjut Ilyas, Carmi bekerja di Kota Riyad Arab Saudi di rumah majikan yang bernama Suud bin Hudaiban dan Habibah nama majikan perempuannya.
Ilyas dan keluarga mengaku sudah berusaha meminta bantuan ke berbagai pihak. Tapi sayang, upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil meski uang yang dikeluarkan sudah sangat banyak.
Tak jarang pula, ia tertipu oleh oknum yang berjanji bisa memulangkan anaknya itu. “Ibaratnya saya sudah habis harta benda demi anak supaya bisa pulang. Tapi tidak ada hasil, saya sih yakin anak saya masih hidup di sana,” ucap Ilyas.
Kerinduan juga dirasakan oleh ibu kandung TKW, Warniah. Sebagai seorang ibu, ia sangat berharap anaknya itu bisa ditemukan dan pulang kekampung halamannya. Namun, doa yang dipanjatkan Warniah kepada Tuhan setiap hari, masih belum terkabul hingga kini.
“Saya hanya bisa berdoa setiap hari agar anak saya bisa segera pulang. Sudah 31 tahun, saya sekeluarga selalu menanti kepulangan Carmi,” ujar Warniah.
Tidak hanya ayah dan Ibu Carmi yang mengharapkan dia pulang. Adik-adik dan kerabatnya pun sama. Salahsatunya Sofiyuddin (48) yang merupakan paman Carmi. Dulu Sofiyuddin juga sering mendampingi Ilyas saat mendatangi PT, badan penanganan TKI dan orang-orang yang diyakini bisa membantu kepulangan Carmi.
Bahkan, hanya Sofiyuddin yang hingga kini masih menyimpan berkas-berkas keberangkatan Carmi, seperti fotokopi KTP sementara, fotokopi paspor, hingga surat-surat yang diajukan pihak keluarga ke kedutaan di Arab Saudi yang hingga kini tidak ada balasan sama sekali.
Dalam berkas-berkas yang dipegang Sofiyuddin, tercatat keberangkatan TKW yang lahir pada 4 Mei 1971 itu dari Jakarta ke Arab Saudi pada 2 September 1988. Tercantum juga nama PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa yang memberangkatkan Carmi.
“Saat berangkat, Carmi masih menggunakan alamat tinggalnya dulu yakni Desa Bendungan dan kecamatannya pun saat masih belum mekar, jadi masih Astanajapura. Kami sekeluarga pun sudah berusaha sekuat tenaga, untuk memulangkan Carmi, tapi masih belum ada hasil,” kata Sofiyuddin.
Pihaknya memohon dan meminta belas kasihan Presiden Joko Widodo, Keduataan Besar Indonesia untuk Arab Saudi, slainnya agar bisa mencarikan Carmi serta dpat memulangkannya ke keluarga. (Islah)