Menurut penjual bambu yang lapaknya tak jauh dari tempat kejadian, Bandi mengatakan, saat terjadi peristiwa tersebut dirinya tengah tertidur di lapak miliknya. Kemudian ia terbangun ketika mendengar teriakan salahsatu pemilik lapak yang terbakar, Salamah bahwa ada kobaran api yang sudah membesar.
Mendengar teriakan tersebut, sontak Bandi pun langsung bergegas untuk berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Namun kobaran api tak sepadan dengan alat yang digunakan, sehingga api tak kunjung padam. Melihat kondisi tersebut, Bandi segera menguhubungi pihak pemadam kebakaran untuk mendapatkan bantuan.
“Setelah kedatangan mobil pemadam dari Dinas Pemadam Kebakaran terdekat, api yang membakar lapak bisa dipadamkan dan menyisakan kayu-kayu hangus bekas lapak yang terbakar,” katanya kepada Suara Cirebon.
Sementara itu, Salamah mengungkapkan, peristiwa tersebut berawal ketika dirinya melihat kobaran api membakar tumpukan kayu di lapak mebel. Menurut dia, api tersebut terus membesar hingga merembet dan menghanguskan lapaknya.
“Saya hanya bisa pasrah mas melihat tempat usaha saya yang sudah terbakar ini,” ucapnya.
Kasi Tanggap Darurat, Pemadam Kebakaran Kabupaten Cirebon, Eno Sujana menjelaskan, pihaknya menerima laporan adanya peristiwa kebakaran tersebut pukul 05.54. Namun, penyebab dan kerugian belum dapat diketahui.
“Api awal diduga berasal dari warung pembuatan kusen hingga membesar dan menjalar ke 6 warung lainya. Penyebab dan kerugian belum dapat diketahui. Pemadaman dan pendinginan selesai Pukul 07.15 dilakukan oleh Regu II Pos Jaga Weru dan Sumber didampingi oleh Polsek Plered dan Koramil Weru,” jelas Eno. (Khairun Yasir)