GEGESIK,SC- Bulan Rabiul Awal atau yang sering disebut sebagai bulan Maulid atau Mulud oleh sebagian masyarakat, merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad saw. Beragam ekspresi yang dilakukan umat Islam dalam memeriahkan dan memperingatinya, salah satunya di Kecamatan Gegesik mengadakan karnaval “Ider-ideran Muludan”.
Acara yang digelar pada Kamis (14/11) itu diikuti rombongan lima desa yaitu Gegesik Lor, Gegesik Kulon, Gegesik Kidul, Gegesik Wetan dan Panunggul. Menurut Kuwu Gegesik Lor, Suradi saat ditemui Suara Cirebon di sela acara menyampaikan, karnaval budaya yang diikuti 60 regu dari 5 desa ini merupakan rangkaian acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Selain karnaval, rangkaian acara Muludan ini juga di isi dengan kegiatan sosial yaitu sunatan massal yang diikuti 49 anak. Puncak acara nanti ditutup dengan kegiatan pengajian akbar terbuka untuk umum,” ungkapnya.
Kuwu Suradi juga menyampaikan, di Desa Gegesik ini memiliki peninggalan sebuah karya besar leluhur yaitu Pusaka Gruda. Yaitu sebuah benda yang memiliki nilai seni tinggi yang diciptakan oleh orang tua dulu.
“Kita sebagai generasi penerus harus melestarikan dan merawatnya agar generasi mendatang bisa melihat karya seni tersebut. Gruda itu adalah sebuah benda yang mengandung unsur seni hasil karya para leluhur. Itu merupakan produk budaya, bukan sesuatu benda yang harus disembah, dan ini yang saya sampaikan kepada masyarakat,” kata Kuwu Suradi.
Kuwu Suradi berharap ke depan gagasan kampung seni Gegesik, dengan adanya acara seperti ini mampu menarik para wisatawan baik domestic maupun dari luar Jawa Barat dan turis manca negara. Sehingga dengan adanya wisatawan bisa memberi nilai tambah ekonomis pada kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu Camat Gegesik Syafrudin, mengatakan, kegiatan karnaval ini di Gegesik menjadi agenda rutin setiap tahun. Diselenggarakan sebagai peringatan hari besar Islam (PHBI) yang disambut antusias dan dukungan warga. “Bisa kita saksikan bahwa setiap desa mengirimkan kreasinya bersama pesertanya yang diikuti oleh kaula muda dan orang tua,” kata Camat.
Hal ini lanjut Camat Syafrudin, merupakan ajang pelestarian budaya dan peringatan Maulid Nabi. Sehingga perpaduan budaya dengan nilai Islami ini kami gelar pada hari ini. Nanti puncaknya pada 20 November diselenggarakan tabligh akbar sebagai penutup dari rangkain Maulid Nabi ini
“Dengan adanya perpaduan budaya dan nilai Islami ini, jangan sampai nanti ada pengkultusan terhadap Gruda yang merupakan hasil karya seni leluhur kami. Dan karya seni leluhur itu bukan sebuah sesembahan. Kita tetap lestarikan hasil budaya leluhur dengan tetap sesuai ajaran leluhur yang paling Agung yakni Kanjeng Nabi Muhammad SAW,” ungkap Camat Syafrudin. (Khoirun Yasir)