KABUPATEN CIREBON, SC- Gubernur Jawa Barat, HM Ridwan Kamil mengimbau kepada masyarakat, khususnya pasien positif Covid-19 yang sudah sembuh atau penyintas covid, agar mau menyumbangkan plasma darahnya untuk kesembuhan pasien lainnya yang masih menjalani perawatan.
“Saya imbau kepada yang sudah sembuh, untuk menolong sesama dengan menyumbangkan plasma yang memang teruji ini, sambil menunggu obat yang pasti,” kata Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Cirebon, Minggu (20/9/2020).
Menurut Emil, selain menggunakan obat, penyembuhan pasien positif Covid-19 memang banyak pilihan. Salah satunya dengan menggunakan plasma darah. Emil menyebut pengobatan dengan metode plasma sudah teruji dan terbukti tingkat kesembuhannya.
“Ada yang berikhtiar dengan obat, tapi yang teruji dan terbukti adalah melakukan plasma darah. Saya saksikan sendiri para penyintas surviver ini, khususnya di TNI banyak menyumbangkan plasma untuk penyembuhan,” ujar Emil.
Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Cirebon, dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein mengatakan, di Wilayah III Cirebon terapi plasma baru dilakukan di RSUD Waled Kabupaten Cirebon. Saat ini pihaknya sedang memberikan terapi plasma kepada dua pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dengan kategori berat dan sedang. Untuk dua pasien tersebut, pihaknya baru memberikan terapi plasma pada Rabu (16/9/2020) dan Jumat (18/9/2020) kemarin. Dalam waktu dekat ini, tim medis akan melakukan evaluasi terkait perkembangan pengobatan dengan cara menggunakan terapi plasma tersebut.
Fariz mengapresiasi dukungan yang diberikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon kepada tim medis dalam penerapan terapi plasma ini. Menurutnya, dukungan yang diberikan Pemkab sangat membantu tim medis untuk bisa berupaya lebih maksimal dalam melakukan penanganan Covid-19 di Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA: Gubernur: Sektor Ekonomi Harus Tetap Berjalan
Fariz mengungkapkan, saat ini terapi Plasma sudah mulai banyak diterapkan di sejumlah rumah sakit di Indonesia sebagai pengobatan Covid 19. Salah satu rumah sakt yang menggunakan terapi plasma itu adalah RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Fariz menjelaskan, hasil yang didapat dari terapi plasma ini memang masih bervariasi. Namun, dari sekian banyak rumah sakit yang mulai menggunakan metode terapi plasma, masih lebih banyak yang mendapatkan keberhasilan dengan terapi tersebut.
“Keberhasilan pengobatan dengan terapi plasma ini cukup banyak. Apalagi, ini memang sesuai dengan ilmu kedokteran dan medis,” ujar Fariz.
Pengobatan terapi plasma ini, kata dia, tidak diberikan kepada pasien terkonfirmasi positif yang tanpa gejala. Dalam prakteknya, pasien yang terkonfirmasi positif akan mendapatkan transfusi plasma sebanyak 400 cc. Jumlah tersebut akan ditransfusikan dua kali dalam waktu yang berbeda.
“Jadi nantinya transfusi dilakukan dua kali dengan ukuran 200 cc,” papar Fariz.
Di Kabupaten Cirebon, Fariz menyebut, pengobatan untuk pasien terkonfirmasi positif Covid-19 menggunakan dua cara, yaitu dengan Imunoterapi dan terapi plasma. Ia menyampaikan, untuk pengobatan dengan imunoterapi, sudah dilaksanakan juga di dua RS rujukan Covid-19, yaitu RSUD Waled dan RS Mitra Plumbon.
“Tapi kendala pada Imunoterapi adalah ketersediaan obatnya,” terangnya.
Saat ini, ia mengaku sangat sulit mendapatkan obat yang digunakan untuk Imunoterapi. Namun, kelangkaan obat imunoterapi ini bukan hanya terjadi di Kabupaten Cirebon saja, tapi terjadi juga di sejumlah wilayah di Indonesia. Sehingga, dengan adanya terapi plasma ini, Fariz memastikan, bisa menjadi solusi atas kelangkaan obat imunoterapi.
Ia menambahkan, imunoterapi sendiri merupakan pengobatan dengan menggunakan obat infus yang mengandung anti sel radang. Dalam pengobatan Imunoterapi, pasien hanya akan mendapatkan pengobatan tersebut satu kali dalam setiap masa pengobatan.
BACA JUGA: Gubernur: Sektor Ekonomi Harus Tetap Berjalan
“Kalau terapi plasma ini dilakukan dua kali, kalau imunoterapi hanya satu kali,” ucap Fariz.
Ia mengatakan, pengobatan menggunakan terapi plasma lebih ekonomis dibandingkan dengan imunoterapi. Selain itu, masa evaluasi dalam pengobatan terapi plasma juga lebih cepat dibandingkan pengobatan yang diberikan dengan cara Imunoterapi. (Islah)