Namun hal itu tidak menyurutkan tekad, Ratu Zulfa Nur Azzah. Perempuan cantik asal Cirebon yang menyandang gelar S.Kep., Ners., itu tercacat menjadi satu dari 780 sukarelawan tenaga kesehatan di Wisma Atlet Jakarta.
Di masa pandemi Covid-19 ini, nakes menjadi garda terdepan sebab merekalah yang pertama menangani pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Kepada Suara Cirebon, Gadis berusia 24 tahun ini menceritakan ketertarikannya menjadi relawan nakes yang menangani pasien Covid-19. Sejak wabah ini mulai merebak ke Indonesia, ia mengaku jiwa kemanusiaannya merasa terpanggil. Padahal, dirinya baru saja lulus dan menyelesaikan pendidikan profesi keperawatan di Universitas Padjajaran Bandung pada 2019 lalu.
“Sempat ditentang sama orang tua sih, tapi saya terus memberikan pengertian, akhirnya berkat kebesaran hati orang tua, saya mulai perjuangan membantu negara menangani wabah ini,” kata gadis yang akrab disapa Zulfa ini melalui sambungan telepon, Rabu (4/11/2020).
Sesampainya di Wisma Atlet yang menjadi tempat isolasi pasien Covid-19 tingkat nasional, tak seorang pun yang ia kenal. Yang ia tahu ketika sampai di sana, hanya kata “siap” saat mulai memasuki ruang isolasi pasien Covid-19.
“Menangani semua pasien yang hilir mudik di sana, random banget. Soalnya jadi relawan tidak ditanya dari mana, yang penting siap, ya udah masuk,” jelasnya.
BACA JUGA: Herny Gusbrava Bicara dengan Hati
Zulfa menuturkan, selama 8 Jam ia beserta rekan-rekan relawan lainnya harus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap dan dobel masker saat menangani pasien positif Covid-19.
“Pakai dobel masker dan APD lengkap selama 8 jam,” imbuhnya.
Menurutnya, sejak berada di Wisma Atlet bulan Maret hingga Juli, pasien Covid-19 berdatangan tak kenal usia dan tak kenal waktu mengisi ruangan demi ruangan tiap sudut apartemen.
“Wisma mulai Maret hingga Juli naik, puncaknya di bulan Agustus sampai September mencapai 5.000 pasien, dalam sehari bisa mencapai 100 pasien. Tapi alhamdulillah setiap hari ada 50 sampai 150 paisen sembuh,” paparnya.
Zulfa tidak sendirian, bukan hanya tenaga medis dan pasien positif yang tinggal di unit apartemen itu. Turut serta bersama tenaga kesehatan ada TNI, mekanik, surveilans, dokter, ahli Gizi, hingga koki dengan tugasnya masing-masing.
“Setiap orang di sana dipasangi pita sebagai tanda pengenal tugasnya masing-masing. Seperti pita hijau bertugas sebagai keamanan, pita kuning untuk tenaga kesehatan dan orang yang kontak erat (ahli gizi, perawat dokter, surveilans, mekanik, berada di area redzone). Dan pita merah (ketika naik dinas dari pita kuning ke pita merah, naik dinas artinya perawat dan dokter bekerja di tower yang ada pasien positif),” ujarnya.
Tak hanya itu, gadis cantik ini, menceritakan, setiap pasein positif Covid-19 yang datang segera diberikan penanganan yang baik oleh para nakes. Bahkan, setiap orang yang hilir mudik harus dikarantina sebelum meninggalkan apartemen tersebut.
BACA JUGA: Nova Lia, Passion pada Dunia Siaran Radio
Meskipun kasus terkonfirmasi positif Covid -19 untuk per harinya sudah memulai melandai, serta pasien sembuh per harinya semakin meningkat, Zulfa berpesan, masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan, sebab wabah Covid-19 masih merebak.
“Sarannya kita tidak usah panik tetap terapkan 3M, kemana-mana boleh asalkan dengan protokol kesehatan, kalau tidak penting untuk keluar jangan keluar karena belum tentu keluarga di rumah imunnya sama baiknya dengan anak muda,” pungkasnya. (Surya)