KABUPATEN CIREBON, SC – Lahan pertanian di tiga desa yang ada di Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, sudah dua minggu terendam akibat aliran Sungai (Kali) Ciberu terhalang doubletrack (dua jalur rel kereta api) yang melintasi kawasan tersebut. Akibatnya, petani terancam merugi akibat gagal tanam karena benih yang siap tanam membusuk.
Petani setempat, Suheri memaparkan, kondisi tersebut sebenarnya kerap terjadi di saat musim hujan tiba. Hal itu dirasakannya, semenjak dibangunnya doubletrak oleh PT KAI. Pasalnya, lanjut Suheri, sebelum dibangun doubletrack, pembuangan air dari sawah para petani ketika terjadi hujan lebat mengalir ke irigasi dan ke Sungai Ciberu melintasi jembatan rel kereta api di Desa Pasuruan, Kecamatan Pabedilan.
“Tetapi ketika dibangun doubletrack, jembatan yang tadinya lebar dibuat hanya menggunakan dua gorong-gorong sehingga aliran air Sungai Ciberu menjadi lambat. Kalau hujan sawah di Desa Kalibuntu, Babakanlosari dan Pasuruan terendam, karena aliran air Sungai Ciberu tersumbat di doubletrack,” kata Suheri kepada Suara Cirebon, Rabu (25/11/2020).
Meski hal itu telah berjalan sekian tahun, imbuh Suheri, namun kondisi terparah terjadi tahun ini. Ia menduga, setelah sekian tahun terjadi pendangkalan pada gorong-gorong sehingga meski baru awal musim penghujan dan hujan belum begitu sering, namun banjir merendam sawah warga.
“Sudah lebih dari dua minggu air tak kunjung surut, padahal para petani telah menebar bibit padi dan siap untuk disemai, akan tetapi karena benih terendam hampir dua minggu membuat benih membusuk. Terpaksa kami harus memulai awal menebar bibit ulang, tanam padi jadi harus mundur sebulan ke depan, tapi tidak tahu apakah nanti akan terendam lagi tidak, bisa-bisa akan gagal tanam,” keluhnya.
BACA JUGA: 23 Titik di Kabupaten Cirebon Rawan Banjir, Pemkab Siapkan Langkah Antisipasi dan Koordinasi
Ia dan petani lainnya menduga, pembangunan doubletrack yang tidak memperhitungkan dampak terhambatnya aliran air tersebut, membuat kerugian besar bagi para petani. Pasalnya, baik tanaman padi, palawija hingga bawang merah kerap terendam hingga menyebabkan gagal panen.
“Para petani berharap, PT KAI turun ke lokasi dan melihat langsung akibat yang dialami para petani. Kami petani hanya ingin tidak selalu dirugikan akibat pembangunan doubletrack. Kami minta jembatan doubletrack dilebarkan biar aliran air Sungai Ciberu lancar,” pungkasnya. (Baim)