MAJALENGKA, SC- Penjualan tanaman hias di masa pandemi Covid-19 mengalami peningkatan, terlebih setelah masuk musim hujan. Pembeli tak hanya memburu tanaman hias yang sedang trend seperti jenis monstera atau biasa disebut janda bolong,tetapi juga tanaman hias lainnya.
Penjual tanaman hias di ruas jalan Sukahaji-Rajagaluh, Budi mengatakan, penjualan tanaman terbilang stabil bahkan cenderung naik meski masa pendemi. Bahkan, penjualan tanaman hias di kiosnya naik sekitar 30 persen setelah memasuki musim hujan.
“Saya bersyukur karena penjualan justeru naik ketika masa pendemi,” akunya, Kamis (3/12/2020).
Naik penjualan tanaman hias kata dia kemungkinan karena hobi baru merawat tanaman di kalangan masyarakat. Adanya pembatasan aktivitas di ruang publik membuat saat pandemi membuat sebagian masyarakat memilih mengisi waktunya dengan merawat tanaman hias.
“Kalau biasa beraktivitas terus diam kan tidak enak, untuk mengisi waktunya mereka memilih menanam dan merawat tanaman hias,” ucapnya.
Mereka yang membeli tanaman hias sangat beragam,begitu juga dengan jenis tanaman hias yang dicarinya. “Pembelinya beragam, tapi rata-rata kaum hawa. Mereka datang untuk membeli berbagai jenis tanaman hias sesuai yang diinginkan,” kata Jusup, penjual bunga lainnya di kawasan Salagedang, Kecamatan Sukahaji.
Menurutnya saat musim hujan penjualan tanaman hias memang cenderung bertambah banyak. Dan saat masa pendemi seperti sekarang, ketika aktivitas di luar rumah dibatasi, permintaan tanaman hias makin meningkat.
Pecinta tanaman hias, Yoyoh Kusnadi mengaku telah membelanjakan uangnya cukup banyak untuk menyalurkan kesenangannya yang baru. Pegawai salah satu kantor pemerintah ini menghabiskan uangnya untuk berburu tanaman hias di masa pandemi. “Selain membeli di penjual tanaman hias, kadang lewat online shop,” akunya.
BACA JUGA: Program PEN Selamatkan Perekonomian Majalengka
Sebelumnya kata dia, dirinya tidak begitu suka merawat tanaman hias. Waktu akhir pekanya sebelum pendemi lebih banyak dihabiskan dengan aktivitas jalan-jalan bersama keluarganya.
“Sejak pendemi Covid-19,aktivitas keluar rumah hamper tidak lagi dilakukan karena memang banyak aturan, juga kita ada rasa takut juga kalau sering berada di tempat keramaian,” tukasnya. (Dins)