TAK semua warga Kabupaten Majalengka mengaku senang dengan wajah baru Alun –alun yang pekan lalu diresmikan. Sebagain warga malah mengaku kecewa setelah menyaksikan kondisi alun-alun Majalengka yang dibangun dengan biaya sekitar Rp 18 Miliar. Ditebangnya hampir semua pohon di kawasan alun-alun menjadi salah satu alasan kekecewaan sebagian warga.
”Setelah melihat langsung wajah alun-alun sekarang, saya agak kecewa,” ungkap Suryaman, Minggu (14/2/2021).
Menurutnya mestinya revitalisasi yang dilakukan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan. Keberadaan pepohonan di kawasan alun-alun mestinya tetap dipertahankan, karena itu merupakan bagian dari paru-paru kota. ”Katanya konsep revitalisasinya terakota, tetapi kenapa pepohonan dibabat sehingga alun-alun menjadi gersang,” ujarnya.
Senada dikatakan Ari, warga lainnya, wajah alun-alun setelah revitalisasi memang terlihat cantik pada malam hari,karena adanya hiasan aneka lampu warna-warni. Namun akan berbeda ketika siang hari. “Pada siang hari pemandangannya menjadi lain,terlihat gersang,” ucapnya.
Harusnya, kata dia, pepohonan tidak semuanya ditebang,sehingga pemandangan alun-alun akan tetap asri di siang hari.
”Bukan tidak setuju alun-alun dipercantik, tetapi mestinya tidak mengorbankan lingkungan dengan menebangi pohon-pohon yang berada di kawasan alun-alun,” ucapnya.
BACA JUGA: Warga Terancam, Sejumlah Kampung Dikosongkan
Kepala Bidang Bangunan Dinas PUTR Majalengka Mamat Surahmat mengatakan, pembangunan Alun-alun Majalengka memiliki beberapa konsep desain. Di antaranya Axis,desain ini adalah alun-alun sebagai ruang publik utama di Majalengka. Konsep revitalisasi yang dikembangkan memperkuat sumbu axis utama utara-selatan, kantor DPRD dan Kantor Bupati yang mencerminkan sinergitas dari fungsi legislatif dan eksekutif dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakat Majalengka.
“Ini direpresentasikan dalam desain plaza yang memanjang utara-selatan dengan imbuhan water fourtain yang linier,”katanya dalam sebuah kesempatan. Selain itu tambahnya revitalisasi alun-alun juga menggunakan desain Teracotta yang diambil dari Majalengka sebagai sentra produsen keramik.(Dins)