KOTA CIREBON, SC – Angkutan Umum (Angkot) kini kian ditinggalkan penggunanya. Bahkan kendaraan yang pernah menjadi angkutan favorit masyarakat di era tahun 90-an itu, kini keberadaannya bisa dihitung dengan jari. Hal itu dikatakan, Sekretaris Pengurus Angkutan Umum, Sunaryo secara gamblang saat ditemui Suara Cirebon, Senin (8/3/2021).
“Dari 100 armada hanya separuh yang berangkat karena penghasilan sangat minus,” kata Sunaryo.
Akibatnya, para sopir angkutan umum hampir seluruhnya beralih profesi, dari sopir angkot ke tukang ojek dan pekerjaan lainnya.
“Ada yang jadi tukang ojek, ada yang jualan bagi yang punya modal usaha,” ujarnya.
Terpisah, Sekretaris Organda Kota Cirebon, Karsono, saat ditemui di ruang kerjanya menuturkan, hanya 40 persen angkutan umum yang melakukan perpanjangan perizinan.
“Angkot yang masih berizin itu tinggal 40 persen, artinya yang 60 persen sudah tidak melakukan perpanjangan,” kata Karsono.
Ia mengakui, saat ini bisnis angkutan umum tidak lagi menjanjikan.
“Kami juga tidak tahu angkotnya masih ada atau tidak, yang jelas kondisi angkot sekarang itu tidak jelas secara bisnis,” ujarnya.
BACA JUGA: Organda Siap Ajak Bicara Sopir Angkot Soal BRT
Disebutkan Karsono, angkutan di Kota Cirebon dari 10 jalur yang ada, dua yang sudah tidak beroperasi yaitu angkutan D10 dan D9.
“Lebih prihatin melihat angkutan umum D1 yang kian usang tidak dilakukan peremajaan oleh pemiliknya, sebab penghasilan menurun,” tandasnya. (Surya)