DINAS Pertanian Kabupaten Cirebon memastikan penyebab menurunnya produksi padi di musim pada masa panen kali ini disebabkan hama kresek. Tak tanggung-tanggug, hama yang disebabkan bakteri Xanthomonas Oryzae itu mengakibatkan kerusakan tanaman dan menurunkan hasil produksi tanaman padi hingga separuh dari biasanya. Hal itu dikemukakan, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Wasman, kepada Suara Cirebon, Rabu (14/4/2021).
Wasman mencontohkan, satu hektare lahan pertanian padi bisa menghasilkan 7 hingga 8 ton gabah, namun akibat serangan hama kresek kini rata-rata per hektar produksinya berkisar kurang lebih hanya 4 ton saja. Hal itu pula yang menjadi penyebab menurunnya harga jual gabah, yang saat ini berada di bawah harga peraturan pemerintah (HPP).
Ia menjelaskan, saat ini Kabupaten Cirebon mempunyai realisasi tanam dari Oktober sampai Maret seluas 46.999 ha atau hampir 47 ribu hektare. Jumlah tersebut akan panen mulai dari Januari hingga Juni mendatang.
“Kita sedang melakukan panen raya dari Januari, Februari, dan Maret. Yang sudah dipanen sampai saat ini adalah 36.792 hektare. Jadi kalau sampai ke Juni, kita masih punya sisa 10.147 hektare, jadi sekarang ini lagi panen raya di Kabupaten Cirebon itu,” ungkap Wasman.
Menurut Wasman, meskipun masih dalam kategori produksi bagus secara kuantitas. Namun secara kualitas, pada panen rendengan atau musim penghujan, tanaman padi terganggu hama kresek.
“Penyakit kresek itu tanaman padi yang daunnya mengering seperti terbakar. Sama kadar air, jadi kadar air gabah pada saat panen rendengan itu tinggi,” katanya.
Terkait harga, menurut Wasman, yang ada di petani saat ini memang di bawah harga peraturan pemerintah (HPP). HPP untuk gabah kering panen Rp4.200 per kilogram (kg), akan tetapi harga tersebut harus memenuhi syarat kualitas gabahnya. Seperti kadar air yang ada pada tiap butir gabah maksimal 25 persen dan kotoran atau kadar hampa maksimal 10 persen.
“Di lapangan karena memang cuaca banyak hujan sehingga kadar air itu lebih dari 25 persen dan kadar hampa juga lebih dari 10 persen. Tentu itu mempengaruhi HPP, itu yang disampaikan sama Bulog. Itu namanya rafaksi harga, boleh 42 tapi syaratnya seperti tadi,” paparnya.
BACA JUGA: Surplus, Bupati Cirebon Tolak Impor Beras
Sedangkan, lanjut dia, untul gabah kering giling Rp5.300 dengan kadar air harus 14 persen untuk bisa diterima Bulog.
“Jadi yang punya kewenangan pengamanan harga itu adalah Bulog. Kalau Dinas Pertanian mengawal budidaya, bagaimana menghasilkan produksi yang bagus dan kualitasnya yang bagus. Berarti harus dikawal teknologi budidayanya,” ujarnya.
Wasman memastikan, tidak ada oknum yang memainkan harga gabah. Permasalahannya, kata dia, hanya ada pada rantai tata niaga saja. Rantai tata niaga, dari petani sampai ke pasar, dari petani sampai ke Bulog. Namun, disamping itu, ada rantai-rantai tataniaga yang seperti tengkulak yang juga memiliki peran penting terhadap kesetabilan harga gabah.
“Kita tidak punya kewenangan untuk mencegah itu rantai tata niaga. Karena itu kan transaksi jual beli antara produsen dengan konsumen. Mereka suka begitu, jadi mematok harga rendah. Nah, sebetulnya kita sampaikan kepada petani jangan sama tengkulak, kan kalau tengkulak itu masuknya ke black market kan begitu, pasar gelap karena tidak ada di rantai,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan para petani untuk menjual gabah kepada mitra Bulog. Sebab, banyak tempat penggilingan padi yang menjadi mitra Bulog. Terlebih jika ada harga jual gabah yang terlalu rendah dari HPP, para petani atau siapapun bisa langsung melaporkannya ke pihak terkait.
“Petani atau siapapun bisa menghubungi Dinas Pertanian atau penyuluh Dinas Pertanian yang berada di UPTD. Nanti dikontak ke Bulog, kan tim sergap itu Dinas Pertanian, Bulog, sama Kodim,” tegasya.
BACA JUGA: Impor Beras Berpotensi Hilangkan Lahan Pertanian
Ia mengimbau, ketika hendak melakukan panen, petani diharapkan melakukannya pada saat daun bendera yang ada pada tanaman padi masih dalam kondisi berwarna hijau.
“Kalau mengering seperti terbakar itu kena penyakit kresek, jadi proses fotosintesisnya tidak sempurna. Pada saat proses fotosintesis itu waktunya pengisian bulir padi,” pungkasnya. (Joni)