KABUPATEN CIREBON, SC- Mewabahnya Covid-19 harus menjadi cambuk bagi para pelaku usaha khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk terus berinovasi. Hal itu dikemukakan Ketua Internasional Council For Small Business (ICSB) Kabupaten Cirebon, Hamzah Fansuri, Selasa (20/4/2021).
Menurut Hamzah, para pelaku UKM pada akhirnya dipaksa untuk berinovasi dan melek digitalisasi. Karena, tidak bisa terus bertahan dengan sistem konvensional dan sudah menjadi keharusan mengikuti perkembangan zaman.
Menurut dia, di masa pandemi ini menjadi tantangan bagi para pelaku UKM seperti juga dirinya. Sebab, adanya pandemi Covod-19 membuat pelaku UKMK harus memutar otak agar bisa bertahan di masa resesi, dengan terus melakukan inovasi dan strategi pasar.
“Kebijakan pembatasan sosial berskala besar telah membuat para pelaku UKM konvensional untuk melek digitalisasi,” kata Hamzah Fansuri.
Tanpa hal itu, lanjut Hamzah, lambat laun pelaku UKM pun akan tergerus. Sebagai salah satu pelaku UKM yang sudah sering membawa produk terbaiknya ke pasar internasional, sejak adanya pandemi semua berubah seketika.
“Saya punya UKM penjualan kerajinan tangan yang terbuat dari kayu dan triplek seperti kraft dan celengan. Omzetnya pun lumayan, tak sedikit saya juga ekspor sampai ke negara tetangga. Tapi, sejak pandemi, saya jadi drop-shiper ekonomi kreatif dari produk kasur dan bantal squishy,” katanya.
Meskipun sedang tren, lanjut dia, tapi sistem penjualan konvensional tetap tidak bisa dijadikan acuan, sehingga harus dibantu dengan penjualan online.
“Padahal, dari kualitasnya bagus. Tidak kalah dengan bantal yang ada di hotel,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mengajak para pelaku usaha untuk terus meningkatkan skill dan memperkaya inovasi. Pandemi ini, kata dia, sudah merubah banyak hal. Kebiasaan baru pun, benar-benar harus diterapkan dalam segala hal.
“Termasuk dalam berniaga. Aktivitas ekonomi mau tidak mau harus diubah caranya,” ucapnya.
BACA JUGA: Kerajinan Rotan Dominasi Ekspor UMKM
Pandemi Covid-19 saat ini, sambung dia, sudah setahun lebih, namun belum juga tuntas. Ia berharap, program BPUM yang digulirkan pemerintah bisa dimaksimalkan oleh para penerimanya, bukan untuk konsumtif.
“Tapi, benar-benar untuk keberlangsungan usaha. Kami sadar, banyak yang bangkrut, dengan bantuan itu harus bisa terus bertahan. Ubah manajemen pemasaran, jangan berpangku pada cara lama,” pungkasnya. (Joni)