KABUPATEN Cirebon memiliki varietas mangga baru yang dinamai Roman Ayu. Varietas baru tersebut, pertama kali dikembangkan oleh warga Desa Panongan, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Surohman.
Surohman mengaku pertama kali mengembangkan varietas baru tersebut pada tahun 2015 dengan mengokulasi batang mangga lokal dengan batang mangga dari Taiwan. Mangga Roman Ayu ini, menurut Surohman, mempunyai ukuran yang lebih besar. Beratnya bisa mencapai 1,8 kilogram. Saat mangga tersebut mulai matang, kulitnya akan berwarna merah hati.
Setelah mangga hasil okulasi tersebut bertumbuh, ia mengaku tidak berani menjualnya.
“Hanya dicoba sendiri saja, tapi beberapa tahun kemudian baru saya dijual dan peminatnya lumayan banyak,” kata Rohman, panggilan akrab Surohman di Pendopo Bupati Cirebon, Jalan Kartini, Kota Cirebon, Rabu (21/4/2021).
BACA JUGA: Produksi Petani di Cirebon Anjlok, Gabahnya tak Diterima Bulog, Ini Penyebabnya
Beberapa tahun setelah dikembangkan, Rohman pun kemudian melaporkannya kepada Dinas Pertanian. Kemudian, awal tahun ini pihak Dinas Pertanian langsung mendaftarkan varietas baru tersebut ke Kementerian Pertanian dengan nama “Roman Ayu”. Nama “Roman Ayu” merupakan singkatan dari Imron (Bupati Cirebon), Surohman, dan Wahyu Tjiptaningsih.
Rohman berharap Pemkab Cirebon bisa membantu mengembangkan mangga Roman Ayu itu. Nantinya, Kabupaten Cirebon bisa memiliki komoditas unggulan, selain gedong gincu.
“Mohon dibantu pengembangannya, biar semakin terkenal,” kata Rohman.
Sementara itu, Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), Erizal Jamal mengatakan, Roman Ayu sudah terdaftar sebagai varietas baru dengan nomor 1662/PVL/2021 sebagai varietas lokal.
Pemohon yang mendaftarkan varietas baru itu yakni, Bupati Cirebon, Imron Rosyadi pada tanggal 30 Maret 2021.
“Ini adalah sertifikat kepemilikan varietas lokal daerah yang diturunkan secara turun temurun. Kepemilikan ini punya Kabupaten Cirebon yang diwakili oleh Bupati,” kata Erizal.
Ia menjelaskan, hal tersebut merupakan upaya untuk kekayaan daerah dan meningkatkan perekonomian para petani mangga.
“Kami tidak hanya menyerahkan sertifikat, kami mengajak untuk dikembangkan bersama dan harus menjadi komoditi unggulan,” tandasnya. (Islah)