KABUPATEN CIREBON, SC- Kebakaran dua gedung sekolah dasar negeri (SDN) masing-masing SDN 1 dan SDN 2 Waleddesa, Desa Waleddesa, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Senin (11/10/2021) petang kamarin, tidak hanya menghanguskan fisik dan isi bangunan sekolah, namun juga arsip penting yang telah puluhan tahun tersimpan di lemari kantor SD tersebut.
Hal itu diungkap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, H Denny Supdiana, usai meninjau langsung kondisi SDN 1 dan SDN 2 Waleddesa, Selasa (12/10/2021).
“Sebagaimana kita ketahui kemarin kurang lebih pukul 17.00 WIB terjadi kebakaran yang menghabiskan lima ruang di SDN 1 Waled beserta seluruh isinya termasuk arsip-arsip yang telah tersimpan sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, terbakar habis tanpa bekas,” kata Denny.
Selain melalap habis lima ruangan di SDN 1 Waled, lanjut Denny, api juga merambat ke SDN 2 dan menghanguskan dua atap kelas.
“Konon kabarnya semula dari gardu sebelah barat menghabiskan lima ruang kelas SDN 1 Waled beserta seluruh isinya dan merembet ke SDN 2 walaupun hanya atapnya dua lokal, itu habis juga. Sehingga jumlah keseluruhan ada 7 lokal yang terbakar. Bahkan katanya hampir menyambar rumah juga,” katanya.
Kini, pihaknya tengah mencari solusi agar pembelajaran tatap muka (PTM) yang baru saja dimulai tidak terganggu.
“Kami sudah menghubungi BPBD untuk meminjam tenda, tetapi yang jadi masalah adalah mebelernya. Dan kami juga sudah menghubungi keuangan (BKAD, red) dan Bapelitbangda agar bisa dimasukan di dalam ke dalam belanja tidak terduga yang untuk pembelian mebeler,” ujarnya.
Sehingga, lanjut Denny, dengan adanya bantuan pembelian mebeler, pembelajaran tatap muka anak didik SDN 1 dan SDN 2 Waleddesa bisa tetap dilaksanakan.
Saat disinggung seberapa cepat gedung SD itu perbaiki, dengan lugas Denny menyebut, akan dilakukan pada akhir tahun ini.
“Kalau untuk bangunan saya kira di akhir tahun ini ya, sekarang sudah bulan Oktober sudah tidak mungkin kita anggarkan. Untuk pembangunan mungkin nanti di APBD 2022 apakah melalui perubahan parsial yang atau pergeseran kegiatan mungkin bisa dilakukan. Nanti kami akan koordinasi lebih lanjut dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD),” ujarnya.
Denny mengaku prihatin dengan adanya kejadian tersebut. Pasalnya, di saat-saat anak-anak lagi semangat-semangatnya PTM dan orang tua lagi semangat-semangatnya ada harapan untuk anak-anak kembali bersekolah, gedungnya malah terbakar.
Dengan kondisi darurat, menurut Denny, sementara murid SDN 1 dan SDN 2 Waleddesa kembali belajar di rumah.
“Hari ini (kemarin, red) belajar di rumah,” katanya.
BACA JUGA: SDN 1 dan 2 Waleddesa Terbakar
Denny mengakui bangunan SD Negeri di Kabupaten Cirebon masih belum dilengkapi dengan alat pemadam api ringan (APAR).
“Saya lihat bangunan-bangunan SD belum dilengkapi dengan Apar, padahal seharusnya kan wajib bangunan itu ada APAR-nya,” tuturnya.
Ia mengimbau agar kepala sekolah dan guru merasa memiliki bangunan tempatnya bekerja.
“Dengan rasa memiliki ini bangunan akan diperhatikan lebih jauh. Jangan sampai ada potensi untuk kebakaran seperti kabel-kabel yang tidak harusnya dicabut atau dimatikan. Konon kabarnya kan korsleting itu dari kabel. Mudah-mudahan ini dijadikan cerminan buat kita semua agar lebih waspada lebih hati-hati,” pungkasnya. (Kirno)