KOTA CIREBON, SC- Tenaga guru honorer di Kota Cirebon masih jauh dari sejahtera. Hal ini terbukti masih banyak guru honorer yang menerima gaji di bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Padahal guru merupakan perangkat utama dalam proses transformasi keilmuan demi terciptanya kecerdasan bangsa.
Hal itu dikemukakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Cirebon, Ahmad Syauqy menyikapi realitas kondisi dunia pendidikan di Kota Cirebon, khususnya persoalan tenaga guru honorer yang belum semuanya mendapat upah layak.
“Ini harus dijadikan satu hal yang dianggap paling urgen. Kita harus sadar peranan guru di masyarakat merupakan hal yang utama, sehingga tingkat kesejahteraannya harus lebih diperhatikan,” kata Syauqy, saat ditemui di gedung wakil rakyat Kota Cirebon, Selasa (30/11/2021).
Karenanya, sambung Syauqy, mau tidak mau semua harus menyadari peranan guru dalam meningkatkan mutu masyarakat tidak bisa diubah oleh sistem apapun.
Anggota DPRD Kota Cirebon itu pun menilai, guru merupakan tonggak utama dalam penyelenggaraan pemerintahan tanpa mereka legislatif tidak bisa melakukan apapun.
“Kita harus sadar bahwa tingkat kesejahteraan guru perlu diperhatikan, karena mereka telah mendidik siswanya menjadi anak-anak yang baik dan berprestasi,” kata Uqy, sapaan akrab Syauqy.
BACA JUGA: Hari Guru Nasional, Masih Banyak Honorer Bergaji Rp300 Ribu
Menurutnya, kesejahteraan guru di Kota Cirebon wajib diprioritaskan. Terlebih keberadaan guru di Kota Cirebon umumnya Indonesia terbilang sedikit dibanding dengan jumlah masyarakat.
“PR-nya, pemerintah ini kurangnya distribusi pengajar di beberapa wilayah di Indonesia. Di Jawa Barat sudah mumpuni, tapi kalau di wilayah perbatasan sangat minim,” kata Uqy.
Ia juga meminta agar pemerintah mengangkat tenaga guru honorer menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang siap ditempatkan di mana pun di wilayah NKRI. (Surya)