BANDUNG, SC- Penemuan kasus baru HIV/AIDS di Jawa Barat menunjukkan “fenomena gunung es” jumlah penderita penyakit menular dan mematikan tersebut, menjadi hal yang perlu mendapat perhatian serius. Terlebih, hingga Juni 2021, penemuan kasus HIV telah mencapai angka 51.553 kasus atau setara 80 persen dari estimasi tahun 2020 sebanyak 64.635 (100%).
Hal itu terungkap dalam rilis Pengelola Humas dan Media Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Barat (KPA Jabar) yang ditearima Suara Cirebon, Selasa (30/11/2021).
Dalam rilis itu disebutkan, capaian itu lebih tinggi dari indikator input Rencana Aksi Nasional (RAN) 2020-2024 pada tahun 2021 sebesar 69 persen.
Penemuan 80 persen kasus HIV dari estimasi nasional menunjukkan bahwa ‘fenomena gunung es’ telah terbongkar dan Jawa Barat telah memasuki tahap pengendalian dari proses penanggulangan HIV.
Sejak tahun 2020 hingga November 2021 telah dilakukan pelacakan dan berhasil ditemukan kembali Orang Dengan HIV (ODHIV) putus obat sebanyak 2.080 orang.
Data kasus AIDS ditemukan hingga Juni 2021 sebanyak 11.722 atau meningkat sebanyak 8 persen dari jumlah kasus AIDS di tahun 2019. Kenaikan ini lebih kecil dari kenaikan kasus HIV sebesar 18 persen. Hal ini menunjukkan, penemuan kasus ODHIV berhasil ditemukan lebih dini.
“Terbongkarnya fenomena gunung es, rendahnya kasus AIDS baru dibanding kasus HIV baru dan ditemukannya kembali ODHIV putus obat pada masa pandemi Covid-19 merupakan wujud komitmen peran koordinasi KPA Provinsi dan KPA kabupaten/kota,” kata Pengelola Humas dan Media KPA Provinsi Jabar, Fanny Rachma, dalam rilis itu.
Pihaknya juga berkomitmen untuk menjalin kolaborasi antarjejaring LSM dan komunitas, lintas sektor terkait serta layanan/dinas kesehatan di 27 kabupaten kota. Hal itu semata-mata untuk tetap memberikan pelayanan penjangkauan, tes dan pengobatan kepada ODHIV, meski di tengah keterbatasan mobilitas, akses pada layanan dan pembiayaan akibat pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Kasus HIV-AIDS Menurun
Tahun 2021 pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap menunjukkan komitmennya dengan memberikan dukungan dana hibah kepada KPA Jabar untuk menjalankan fungsi koordinasi fasilitasi dan advokasi dalam mendorong tercapainya target indikator pemerintah yakni menurunkan angka insidensi HIV sebesar 0,18 dan peningkatan angka ODHIV yang mendapatkan pengobatan Anti Retroviral (ARV) (on art) sebesar 60 persen.
“Melalui Peringatan Hari AIDS Sedunia 2021 ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat memahami bahwa keterlibatan kelompok masyarakat terdampak di pusat respon HIV melalui peran KPA yang berkelanjutan menjadi kunci utama dalam penanggulangan HIV AIDS di Jawa Barat kini dan di masa depan,” pungkasnya. (SC/rilis)