KOTA CIREBON, SC- Meski pandemi Covid-19 terus berangsur menurun, namun penyelenggaran pembelajaran tatap muka (PTM) di tingkat SMA/SMK belum dapat diterapkan penuh 100 persen jumlah siswa per kelas. Sekolah masih menggunakan sistem 50 persen kapasitas dalam pelaksanaan PTM.
Hal itu disampaikan Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Barat, Hj Ester Miori Dewayani kepada wartawan, di sela kegiatan Gebyar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang digelar di Gedung Negara Bakorwil, Kota Cirebon, Kamis (9/12/2021).
“Kami tetap masih memakai rumus 50 persen. 50 persen anak-anak untuk bisa mengikuti pembelajaran daring kemudian 50 persennya lagi mengikuti luring di sekolah,” kata Ester.
Ester mengungkapkan, tidak semua sekolah yang berada di bawah naungan KCR Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Barat menggunakan rumus 50 persen dalam pelaksanaan PTM.
“Ada juga yang mampunya bisa 30 persen. 30 persen daring, sisanya luring atau offline. Bagaimana pun juga pembelajaran terhadap siswa harus tetap berjalan,” kata Ester.
Pelaksanaan PTM, menurut Ester, bergantung terhadap kesiapan dan kondisi situasi masing-masing sekolah. Jumlah siswa yang boleh mengikuti PTM per kelas setiap sekolah, lanjut Ester, bergantung pada kesiapan tersebut.
“Jadi sepenuhnya disiapkan kepada pihak sekolah apakah terkait PTM ini mau mengambil rumus yang 50 persen atau 30 persen,” katanya.
BACA JUGA: Jangan hanya Beri Belas Kasihan,Anak Berkebutuhan Khusus Butuh Pengakuan Publik
Meski seluruh siswa sudah mendapat suntikan vaksin Covid-19, Ester menegaskan, tidak ingin gegabah melakukan penerapan PTM secara penuh. Hal itu dilakukan agar tidak ada klaster baru di dunia pendidikan.
“Bahwa di kondisi pandemi Covid-19 anak-anak dibatasi untuk mengikuti pembelajaran, (tujuannya) agar kita terhindar dari penyebaran Covid-19,” pungkasnya. (Surya)