DAPAT menyebabkan luka serius pascamengalami pelecehan atau kekerasan seksual, orang tua patut memperhatikan dan mendampingi korban anak secara ekstra. Pasalnya, luka yang diakibatkan dapat menimbulkan lessie atau micro lessie yang berujung pada Penyakit Menular Seksual (PMS).
Maraknya kasus pencabulan, kekerasan seksual terhadap anak tentu membuat geram seluruh pihak. Terlebih dampaknya yang berakibat fatal baik psikis juga fisik.
Secara psikis anak-anak menjadi murung, enggan bergaul, dan stress, secara fisik anak dapat mengalami cidera pada bagian kelamin yang dapat membuka jalur masuk virus, bakteri, kuman, atau mikroorganisme lainnya. Luka atau cidera ini pun biasa disebut lessie atau micro lessie.
BACA JUGA: Organisasi Penting namun Kesehatan Keluarga Lebih Utama
Dokter spesialis kulit dan kelamin, Jessica Angela menuturkan, biasanya pada kekerasan seksual sering kali, pada kelamin korban meninggalkan luka yang jelas ataupun luka yang samar. Menurutnya, ini merupakan masalah serius bagi siapapun, terutama bagi anak-anak.
“Kalau di kelamin meninggalkan traumanya itu, kalau dalam bahasa medis itu, lessie yang tampak jelas atau micro lassie yang sekilas mata tidak terlihat. Tapi yang sesungguhnya dikulit itu meninggalkan atau terdapat torehan-torehan pada kelamin,” papar dr.Jessica, Senin pecan lalu.
Karena, lanjutnya, ada pada permukaan kulit, maka bisa beresiko jadi jalur masuk kuman. Sebab, struktur kulitnya tidak normal bisa virus, bakteri, atau kuman mikroorganisme lainnya yang kemudian dapat berujung PMS.
“Kalau PMS sekali terinfeksi selamanya ada dalam tubuhnya walau bentuknya kita sebut itu, dorman atau tidak aktif. Tapi, kalau daya tahan tubuh dan imunitas menurun atau berhubungan seksual kembali dan terdapat virus baru maka akan aktif,” jelas dr. Jessica.
Tak mengenal usia dan jenis kelamin, gejala dan proses terserangnya virus hingga muncul gejala, seperti, nanah, berdarah, bercak pada seseorang sama saja. Ia juga menyebutkannya, bahwa PMS tidak akan teridentifikasi jikalau melakukan cek darah.
Adapun penanganan yang dapat dilakukan adalah, pemeriksaan secara mendetail kepada dokter kelamin dan kulit. Kemudian, menjaga kesehatan mental yang juga dapat sangat berdampak bagi kesehatan, serta pantangan bagi orang dewasa melakukan hubungan seksual hingga dinyatakan sembuh total. (Sarrah/SC)