KUNINGAN, SC- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menggelar Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) tahun 2022 kampus setempat di Kuningan selama 3 hari, yaitu Senin-Rabu (24-26/1/2022).
Wakil Rektor II IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr Kartimi MPd menjelaskan, kegiatan ini bertema “Dengan Transformasi, Kita Akselerasi Terwujudnya Perguruan Tinggi Keagamaan yang Unggul dan Terkemuka”.
“Adapun peserta dalam kegiatan ini berjumlah 150 orang yang terdiri dari seluruh jajaran mulai dari rektorat, fakultas, pascasarjana, ketua lembaga, dan tamu undangan lainnya,” kata Kartimi saat membacakan laporan saat pembukaan kegiatan tersebut.
Dalam Rakerpim ini, Kartimi memaparkan, akan terbagi ke dalam 5 komisi, yaitu komisi I membahas terkait akademik, komisi II membahas sarana prasarana dan keuangan, komisi III membahas kemahasiswaan.
Kemudian, dia melanjutkan, komisi IV terkait perencanaan dan keuangan, dan komisi V terkait kebijakan.
“Adapun tujuannya diadakan Rakerpim IAIN Syekh Nurjati Cirebon adalah sinkronisasi kegiatan dan program untuk tahun anggaran tahun 2022 dengan rencana strategis IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2019 sampai dengan 2024,” jelasnya.
BACA JUGA: UISSI Jadi Program Prioritas, Menag Yaqut Turun Tangan Tambah Fakultas di IAIN Cirebon
Serta, imbuh Kartimi, kegiatan ini juga bertujuan untuk melakukan evaluasi kinerja tahun anggaran 2021 dan me-riview capaian program dan kegiatan tahun anggaran 2020-2021 sesuai renstra tahun tersebut.
Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengungkapkan, kata kunci tema dalam rakerpim ini adalah transformasi kelembagaan.
“Transfromasi ini yang sedang kita lakukan sejak tahun 2015 itu secara gradual. Baik pengembagan prodi, fakultas, dan institut. Kita terus melakukan pemenuhan persyaratan dari hari ke hari dan akhirnya kita masuk juga,” ujarnya.
Menurut Sumanta, dalam rakerpim ini ada renungan yang harus diperhatikan, yaitu visi dan misi IAIN Syekh Nurjati Cirebon ingin menjadi perguruan tinggi yang unggul dan terkemuka secara internasional dalam mengintegrasikan keilmuan berbasis kearifan lokal dan siber tahun 2039.
“Visi ini tentu diambil dari visi yang sudah kita susun bersama pimpinan, baik pimpinan di institut maupun pimpinan di dekanat dan pascasarjana,” ucapnya.
BACA JUGA: Dialog Budaya Keagamaan dan Transformasi IAIN Cirebon ke UISSI, Canggih dan Moderat
Dalam penyusunan tersebut, Sumanta mengungkapkan, ada 2 distingsi yang terus pihaknya kawal, yaitu menjadi perguruan tinggi unggul dan terkemuka.
“Siber itu lanjutan dari rakerpim kita tahun 2020-2021. Kemudian Kementerian Agama memberikan mandatori kepada kita untuk memasukan distingsi siber di perguruan tinggi kita,” ungkapnya.
Jadi, kata Sumanta, ada satu distingsinyang sangat marketabel, yaitu Islamic Siber University. Sehingga, yang awalnya IAIN Syekh Nurjati Cirebon ingin menjadi pusat penelitian dan pengajaran, siber masuk ke dalamnya.
“Sehingga kita mengintegrasikan merumuskan keilmuan basisnya adalah kearifan lokal dan siber. Ini adalah rumusan yang sedang kita bangun dari rencana induk pengembangan kampus kita dari tahun 2014 sampai 2039,” tandasnya. (Arif)