Kepala Desa Padarek Wahyu Susanto mengatakan, musibah yang terjadi menjelang bulan puasa itu membuat pihaknya prihatin. Meski di desanya selama ini kerap terjadi pergerakan tanah.
“Tentu kami sangat prihatin dengan terjadinya musibah yang menimpa warga,akibat adanya pergerakan tanah. Dan memang beberapa titik di daerah kami dalam kondisi labil,” katanya, Minggu (3/4/2022).
BACA JUGA: Tebing Cimanis Kembali Longsor, Pipa Saluran Irigasi Terputus, Petani Terancam Kesulitan Air
Menurut Wahyu, pergerakan tanah terjadi pada akhir Maret kemarin,31 Maret 2023.Kondisi itu disebabkan curah hujan tinggi di wilayah tersebut.
“Di Blok Cigobang ini kondisi tanahnya paling labil. Sehingga,terjadi pergerakan tanah setelah hujan deras turun hampir setiap hari,” jelasnya.
Akibat peristiwa itu,kata Wahyu sekitar 21 rumah mengalami retak-retak. Selain itu, rumah lainnya mengalami rusak cukup parah.
BACA JUGA: Geng Motor Kembali Berulah di Majalengka
“Kejadian terakhir pada Kamis kemarin ada dua rumah yang rusak parah. Namun, secara keseluruhan dalam satu tahun terakhir juga pergerakan tanah terjadi, terakhir ada enam rumah yang kerusakanya cukup parah,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu warga yang rumahnya menjadi korban bencana alam pergerakan tanah, Ujang mengaku rumahnya rusak parah akibat pergerakan tanah yang terjadi pada Kamis lalu.
BACA JUGA: Abrasi Sungai Ciwaringin, Empat Rumah Warga Terancam Ambruk
“Saat kejadian saya lagi di sawah, ditelepon keluarga yang memberi tahu kalau rumah sudah ambruk karena pergerakan tanah.Begitu sampai rumah saya liat genteng-genteng udah pada berantakan,” tuturnya. (Abr)