KOTA CIREBON, SC- Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon meluluskan 48 dokter muda baru. Mereka melakukan upacara Sumpah Dokter di Auditorium FK UGJ, Senin (11/4/2022).
Acara angkat Sumpah Dokter itu dihadiri Sekda Kota Cirebon Agus Mulyadi yang mewakili Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis dan Wakil Bupati Cirebon Wahyu Ciptaningsih yang juga mewakili Bupati Cirebon Imron, serta sejumlah civitas akademik FK UGJ Cirebon.
Pembacaan sumpah dipandu Dekan FK UGJ Cirebon, dr Catur Setiya Sulistiana MMedEd yang kemudian diikuti 48 dokter baru lulusan FK UGJ Cirebon.
BACA JUGA: Mahasiswa Tolak Wacana Jabatan Presiden 3 Periode dan Kenaikan BBM
Dalam amanatnya, Catur meminta ke 48 dokter baru ini dapat menjaga nama baik UGJ khususnya Fakultas Kedokteran, serta menjadi dokter yang baik dan siap mengabdi kepada masyarakat.
“Kami berpesan, terus tetap menjaga nama baik FK UGJ dan UHJ, jadilah dokter baik yang siap mengabdi dan menyayangi masyarakat,” kata Catur.
Menurut Catur, FK UGJ rutin melakukan sumpah dokter setelah pengumuman Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).
BACA JUGA: Dua Tahun Lagi, Pemkot Cirebon Maraton Kejar yang Tertunda
“Sumpah dokter sering kami lakukan setelah UKMPPD, maka dari itu kami harapkan kepada dokter muda yang sudah disumpah dapat melalui tahapan selanjutnya yakni melakukan intensif selama satu tahun, setelah itu baru bisa praktik mandiri masing-masing,” kata Catur.
Di kesempatan yang sama, Rektor UGJ Cirebon, Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo mengatakan, 48 dokter muda itu kedepannya dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
“Jadilah dokter yang baik bagi masyarakat, bersikap yang ramah dan santun. Karena dengan berperilaku tersebut akan membuat pasien atau masyarakat senang,” kata Mukarto.
BACA JUGA: Hari Ini, Mahasiswa Kembali Turun ke Jalan, Lakukan Demonstrasi Bersama BEM SI Serentak se-Indonesia
Menurutnya sumpah dokter ini, merupakan awal perjalanan bagi para dokter baru itu untuk melaksanakan sumpahnya mendedikasikan profesi dokter untuk kemanusiaan.
“Yang terpenting lainnya tidak berhenti untuk mengembangkan hard skill maupun soft skill. Karena itu sangat penting dan mereka tidak boleh berhenti dan merasa puas yang sudah dicapai,” tandasnya. (Surya)