“Ya tidak masuk akal lah, piala harganya berapa sih. Menurut saya itu tidak masuk akal karena pasti lebih banyak lebihannya daripada uang yang digunakan untuk membeli piala. Kan pialanya untuk beberapa siswa yang berprestasi saja,” paparnya.
Berbeda dengan rencana pembelian piala, orang tua siswa di SD tersebut mengaku tidak keberatan dengan urunan sebesar Rp20.000. Karena, uang tersebut digunakan sebagai cendera mata guru yang telah mendidik anaknya dan kini memasuki masa pensiun.
“Kalau patungan yang Rp20 ribu sih kita tidak keberatan, karena guru kan sudah berjasa mendidik anak saya,” ujarnya.
BACA JUGA: Pakai Sandal Jepit Akan Ditilang? Ini Penjelasan Kasatlantas Polres Cirebon Kota
Namun setelah rencana pungutan tersebut geger dan diketahui pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, pada Sabtu (11/6/2022) kemarin, pihak sekolah mengumpulkan semua wali murid untuk diajak musyawarah. Bahkan, dalam musyawarah tersebut, pihak sekolah akhirnya menawarkan besaran pungutan diturunkan jika orang tua siswa merasa keberatan.
“Akhirnya kami para orang tua siswa sepakat tidak ada untuk pembelian piala. Tidak apa-apa urunannya tetap Rp50.000 tapi untuk guru yang purna bhakti saja semua. Kalau untuk membeli piala kami tidak ihlas,” tegasnya. (Islah)