Sebenarnya, lanjut Ismail, kunjungan KSP RI, Moeldoko sepuluh bulan yang lalu, menjadi harapan besar para petambak garam terhadap pemerintah pusat untuk bisa membenahi kondisi tersebut. Namun, sejumlah janji yang disampaikan KSP tersebut, sampai sekarang belum terealisasi sama sekali.
BACA JUGA: Petani Timbun Garam, Tunggu Harga Naik
“Ya kami pasrah saja dengan kondisi ini. Tapi kalau boleh menagih janji Bapak Moeldoko ya kami minta segera direalisasikan. Salah satunya, Pak Moeldoko menjanjikan melalui kementerian mau membenahi sepanjang pantai agar tidak terus digerus abrasi karena rob,” terangnya.
Petambak garam lainnya, Tohari menyampaikan, tahun ini ia meninggalkan lahan garapan garamnya. Ia mengaku menyerah dan terpaksa tidak melanjutkan untuk mengolah lahan garamnya. Lantaran sudah beberapa kali mencoba menambak tanggul tetapi selalu saja diterjang rob. Ia menyebut, upaya tersebut menjadi percuma dan hanya membuang waktu, tenaga serta biaya saja.
“Tahun ini paling parah dibandingkan dua tahun sebelumnya,” kata Tohari.
BACA JUGA: Efek Banjir Garam Impor di Pasaran Harga Anjlok Petani Terpaksa Timbun Garam
Berbeda dengan Ismail dan Tohari, petambak garam lainnya, Oman Mukti mengaku, dirinya sudah bisa memanen garam di lahan garapannya. Hanya saja, ia mengaku kesulitan untuk mengolah dan memproduksi garam seperti sebelumnya. Selain cuaca tak menentu, ia juga harus berjuang selama 7 bulan untuk bisa memanen garam.