Dari luasan lahan tersebut, dalam kondisi cuaca kemarau yang normal, Kabupaten Cirebon mampu menghasilkan ratusan ribu ton garam dalam satu musim.
BACA JUGA: Kreatif, Mahasiswa STKIP Invada Buat Garam Kesehatan
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan dan Tangkap DKPP Kabupaten Cirebon, Moh. Jamaludin, mengatakan, berdasarkan catatan pihaknya terkait data program usaha garam rakyat dari 2019-2021 terus mengalami penurunan.
“Kalau di 2019 kondisi kemaraunya normal, kita mampu memproduksi sebanyak 136.686,78 ton. Tetapi di 2020 sampai sekarang mengalami penurunan yang sangat signifikan,” kata Jamal, Rabu (24/8/2022).
Menurutnya, di tahun 2020 produksi garam di Kabupaten Cirebon hanya 2.663,78 ton. Kemudian di 2021 kembali mengalami penurunan dan hanya menghasilkan 1.203,5 ton saja. Begitu juga di 2022 ini, yang biasanya di bulan Agustus tengah panen raya garam, tetapi sekarang belum banyak yang panen.
BACA JUGA: Kebocoran dan Penyimpangan Garam Impor Bikin Harga Garam Lokal Anjlok hingga di Bawah Rp100/kg
“Penyebab penurunan produksi dari tahun ke tahun ini, pertama karena 2020 hingga 2021 kita tahu sendiri ada pandemi Covid-19 dan kondisi alam tidak menentu. Dan 2022 karena menurut BMKG tahun ini kemarau basah dan banjir rob besar-besaran,” jelas Jamal.
Berdasarkan prediksi BMKG, kata dia, terkait hidrologi ini masih akan banyak terjadi selama 2022. Kondisi tersebut cukup berpengaruh besar terhadap produksi garam sehingga banyak petambak yang gagal panen.