SUARACIREBON- Gas air mata dituding menjadi penyebab tewasnya 132 orang dalam tragedi Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam lalu.
Kerusuhan tersebut pecah usai pertandingan Persebaya vs Arema di Stadion Kanjuruhan, Kapanjen, Kabupaten Malang dalam laga BRI Liga 1 2022-2023 pekan ke 11.
Hasil temuan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) disampaikan kepada Presiden Jokowi pada Jumat, 14 Oktober 2022 siang lalu, terkait gas air mata dalam Tragedu Kanjuruhan.
Ketua TGIPF yang juga Menkopolhukam, Mahfud MD mengungkapkan, gas air mata yang ditembakan petugas keamanan ke penonton membuat suporter ketakutan hingga berhamburan dan berdesal-desakan berebut keluar Stadion Kanjuruhan untuk menyelamatkan diri.
BACA JUGA: Virdi Prayoga, Balita 3 Tahun yang Meregang Nyawa Saat Kerusuhan Suporter Persebaya vs Arema
Berdasarkan hasil temuan TGIPF dari pengamatan 32 CCTV yang ada di dalam Stadion Kanjuruhan usai laga Persebaya vs Arema, terlihat penonton di dalam tribun mulai panik berlarian setelah petugas keamanan menembakan gas air mata.
“Setelah penembakan gas air mata, seluruh penonton di dalam tribun panik. Mereka berebut keluar stadion. Akhirnya terinjak-injak,” kata Menkopolhukam Mahfud MD.
TGIPF juga mengungkapkan, pemandangan dari 32 CCTV di dalam Stadion Kanjuruhan saat tragedi terjadi jauh lebih mengerikan dibanding video amatir yang beredar di masyarakat.